JAWA POS –
Tiba-tiba nama Mike Gordon muncul di layar telepon genggam Manajer Liverpool
Brendan Rodgers. Tidak biasanya. Panggilan itu datang hanya beberapa jam
setelah Liverpool ditahan imbang 1-1 oleh Everton dalam Derby Merseyside
(4/10).
![]() |
Juergen Klopp |
Kala itu Philippe
Coutinho dkk sedang berada dalam bus menuju Melwood, markas latihan Liverpool.
Rodgers begitu serius berbincang dengan Gordon melalui telepon dari Amerika
Serikat. Saat telepon diputus, putus juga hubungan kerja Rodgers. Dia dipecat.
Mike Gordon
adalah presiden Fenway Sports Group (FSG), konsorsium asal Amerika Serikat yang
memiliki Liverpool. Dalam perbincangan melalui telepon lintas benua itu, Gordon
menjelaskan bahwa direksi telah sepakat mendepak Rodgers. Munculnya Gordon
sebagai penyampai kabar duka, menurut Liverpool Echo, cukup mengejutkan. Meski
punya 12 persen saham FSG, Gordon tidak begitu populer di kalangan media atau
fans. Dia tidak setenar John W Henry atau Tom Werner yang sering muncul.
Pemecatan yang dilakukan oleh nama asing seolah menunjukkan FSG ingin
berhati-hati dalam mengusir Rodgers dari Anfield.
Mereka tidak
menginginkan gejolak yang pada akhirnya tidak akan produktif bagi klub berjuluk
The Reds itu. Ingat, mengungkit kejayaan masa lalu adalah hal yang paling
digemari fans Liverpool. Memang, jumlah trofi mereka di kasta teratas Liga
Inggris terbanyak kedua di belakang Manchester United dengan 18 gelar. Namun,
kali terakhir mereka juara pada 1989–1990. Saat itu, 12 pemain Liverpool musim
ini belum terlahir ke bumi.
Jadi, betapa
berat beban Rodgers. Nyaris saja mimpi yang terkubur lama menjadi nyata pada
2013–2014. Saat itu, hingga matchday ke-35, Liverpool berada di puncak
klasemen. Tetapi, gelar juara di ambang mata buyar setelah Steven Gerrard terpeleset
kala melawan Chelsea. Gelar pun jatuh ke tangan Manchester City. Nah,
digadang-gadang kembali keempat besar, pada musim lalu mereka malah tergusur
hingga posisi keenam. Desakan pemecatan pun muncul.
Kenyataannya,
Rodgers tetap bertahan hingga melatih Liverpool di awal musim ini. Musim ini,
Liverpool baru memainkan 11 laga di semua ajang. Premier League baru memasuki
pekan kedelapan. Hasilnya kurang memuaskan. Dan, Rodgers dipaksa out. Tidak
peduli sudah menghabiskan 291 juta pounds atau menjajal 10 variasi formasi,
gelar pun tak kunjung datang. “Meski ini keputusan sulit,
kami percaya ini
akan menjadi kesempatan terbaik kami untuk sukses di lapangan,” kata John W
Henry, owner Liverpool. “Ambisi dan kemenangan adalah inti yang kami inginkan.
Kami percaya, perubahan ini akan membuka kesempatan itu,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan
saat ini Liverpool masih mencari manajer baru. “Kami berharap sesegera mungkin
segalanya terselesaikan,” katanya. Lagi pula, ini momen yang tepat karena ada
beberapa pelatih top dunia yang sedang menganggur. Ada empat nama kandidat kuat
pengganti Rodgers, yakni Juergen Klopp, Carlo Ancelotti, Frank de Boer, dan
Walter Mazzarri. Dua nama awal yang disebut jadi teramai dibincangkan orang.
Media Inggris meyakini Klopp yang akan menjadi manajer baru.
The Guardian
mengabarkan, sebelum akhir pekan ini, Liverpool akan memberikan pengumuman
secara resmi. Klopp tidak terikat kontrak dengan tim mana pun, dan kebetulan
sekarang sedang jeda internasional, sehingga ada waktu low ong untuk
bernegosiasi. Klopp bersaing dengan Ancelotti. Kabarnya, keduanya sedang berada
di London saat ini.
Meski begitu,
fans Liverpool tetap berharap Klopp yang diperkenalkan di Anfield nanti. Faktor
kedekatan Klopp dengan suporter jadi alasannya. Tactician berusia 48 tahun
tersebut memang dikenal senang meluapkan perasaannya dengan fans. Baik itu suka
maupun duka.
Faktor kesamaan
basis fans Liverpool dan Borussia Dortmund juga menjadi sebabnya. Itu diungkap
wartawan Sky Sports di Dortmund, Sascha Bacinski, yang dekat dengan Klopp. “Dia
menyukai kota dan klub Liverpool. Dia merasa Liverpool sangat mirip dengan
Dortmund. Dua klub yang punya banyak potensi, sejarah, dan tradisi. Fans
berasal dari kelas pekerja di kota industri. Melatih Liverpool adalah hal yang
diinginkannya,” kata Sascha.
Kepada BBC,
mantan gelandang Jerman Stefan Effenberg merasa yakin Klopp akan mengambil
tawaran itu. Beberapa pekan lalu Klopp sempat berbincang dengan Effenberg. “Dia
mengatakan, saya siap untuk sebuah tim yang tidak pada tingkat tertinggi, namun
berambisi menciptakan dan membangun sesuatu,” kata Effenberg menirukan ucapan
Klopp. “Itu bisa jadi merupakan Liverpool kan?” tambahnya. “Liverpool memiliki
atmosfer yang sama besarnya dengan Dortmund. Fans akan mendukungnya
habis-habisan. Ini adalah apa yang Juergen Klopp suka dan butuhkan,” terang
Effenberg.
Kenapa fans
Liverpool begitu menginginkan Klopp? Banyak yang mengatakan bahwa Klopp adalah
reinkarnasi dari seorang Bill Shankly. Sosok tersebut adalah manajer legendaris
Liverpool hingga dibuatkan patung di pintu gerbang Anfield. Shankly-lah yang
membangun fondasi kejayaan Liverpool pada era 70–80-an. Namun, yang terpenting,
sebagai seorang sosialis, Shankly begitu dekat dan dicintai fans. Dia akan jadi
garda terdepan dalam membela pemain dan fans. Klopp pun demikian. Saat kali
pertama datang ke Dortmund pada 2008, dia langsung mengundang fans untuk
berdiskusi apa yang dimau mereka. Dia menjelaskan soal rencana bisnis klub,
pola permainan, dan hal-hal detail lainnya. Dia meminta fans menyempurnakan
konsepnya tersebut. “Itu yang membuat kami begitu mencintainya,” ucap seorang
fans Dortmund dalam film dokumenter Klopp in Emotional Farewell.
Belum juga resmi
menjadi pelat ih Liverpool, nama Klopp sudah dielu-elukan Liverpudlian, julukan
fans Liverpool. Itu tidak terlepas dari sebuah foto dan video dua musim lalu di
mana Klopp menyentuh logo Liverpool di tangga menuju ruang ganti. Saat itu, dia
menangani Dortmund melawan Liverpool di Anfield. Ketika ditanya soal passionnya
yang berlebihan terhadap sepak bola dan terkadang memosisikan diri sebagai
seorang fans, Klopp menjawab enteng, “Ini adalah hal terkeren yang datang dari
dunia olahraga. Sepak bola jadi sebuah kesempatan untuk membuat banyak orang
bahagia.” Mirip seperti Shankly yang sering bersitegang dengan jajaran direksi,
Klopp pun sangat mungkin sama.
Dilansir Daily
Mail, belum resmi jadi manajer, Klopp sudah berani mengajukan tawaran agar
diberi kebebasan melakukan transfer tanpa adanya campur tangan direksi. “Klopp
sudah bilang ke Liverpool. Dia akan dengan senang hati menerima saran dan
rekomendasi mengenai pemain. Tapi, keputusan akhir transfer harus tetap berada
di tangann ya,” tulis Daily Mail.
Di era Rodgers,
keberadaan komite transfer yang diisi para direksi FSG sering kali membuat
Rodgers tak mendapat keleluasaan. Dalam konteks suporter,
Klopp pun bisa
jadi penengah atau penyuara harga tiket di Anfield yang kelewat mahal. Itu
membuat Anfield lebih didominasi turis ketimbang pendukung lokal.
Saat berada di
Anfield, fans Li verpool sering mengibarkan bendera yang identik dengan kaum
kiri. Wajah-wajah Karl Marx, Friedrich Engels, Vladimir Lenin, dan Joseph
Stalin yang berimpitan digantikan dengan Bill Shankly, Bob Paisley, Joe Fagan,
Kenny Dalglish, dan Rafael Benitez. Apabila Klopp resmi melatih di The Kop,
nama lain Anfield, wajahnya mungkin akan muncul di bendera itu. Meski dikenal
agak kiri, Klopp harus sadar bahwa yang dihadapinya di Liverpool adalah para
dedengkot kapitalis. Lagipula, Inggris bukanlah Jerman. Pengelolaan kaum
kapitalis itulah yang membuat sepak bola Inggris semakin harum.(wam/c17/ham)
No comments:
Post a Comment