Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Saturday, October 31, 2015

Ada PT LI di Balik Piala Sudirman

JAWA POS – Kejanggalan penyelenggaraan turnamen Piala Jenderal Sudirman sedikit demi sedikit terkuak. Ada informasi mengejutkan yang disampaikan Sekjen PSSI Azwan Karim. Ternyata PT Liga Indonesia terlibat aktif dalam penggarapan turnamen Piala Jenderal Sudirman, selain Mahaka Sport & Entertainment.
Bobotoh
PT Liga Indonesia atau PT LI adalah operator Indonesia Super League (ISL). Perusahaan yang dipimpin Joko Driyono tersebut menjadi bagian dari organizing committee turnamen Piala Presiden. “Ya, posisi PT Liga sebagai technical advisor di turnamen itu,” kata Azwan kemarin (30/10).
Menurut Azwan, karena ada PT Liga dalam turnamen tersebut, mereka secara otomatis meminta rekomendasi penyelenggaraan event kepada PSSI, bukan Tim Transisi PSSI. Hal itu janggal karena saat ini pemegang otoritas sepak bola adalah tim transisi. Status PSSI telah dibekukan pemerintah sejak 17 April lalu.
Fakta itu juga sekaligus menjawab alasan panitia Piala Sudirman enggan mengundang Persebaya. Padahal, semua tahu bahwa klub yang besar dan mendapat dukungan fanatik suporter di Surabaya hanya Persebaya. Hubungan PT LI dengan Persebaya memang tidak harmonis sejak 2010. Ketika itu Persebaya memilih tidak melanjutkan kompetisi di bawah PT LI setelah merasa dicurangi saat harus menjalani pertandingan terakhir melawan Persik Kediri pada ISL musim 2010.
Ketika itu Persik yang menjadi tuan rumah gagal menjalankan laga tersebut. Seharusnya, Persik dinyatakan kalah WO (walk out). Namun, PT LI malah mengagendakan pertandingan pengganti hingga tiga kali. Dua pertandingan pengganti gagal dihelat karena tidak mendapat izin dari kepolisian. Persebaya yang sudah telanjur kecewa dengan sikap PT Liga memutuskan tidak berangkat ke Palembang. Akibatnya, Persebaya dinyatakan kalah WO dan degradasi ke divisi utama.
Informasi keterlibatan PT LI dibenarkan CEO Mahaka Sport & Entertainment Hasani Abdulgani. “Ini permintaan langsung dari Mabes TNI,” kata Hasani saat dikonfirmasi Jawa Pos tadi malam (30/10). PT LI, kata Hasani, berfungsi sebagai konsultan teknis turnamen. Pihak TNI menginginkan adanya konsultan yang mumpuni soal penyelenggaraan turnamen. Yang dimaksud adalah PT LI.
Direktur Utama PT Persebaya Indonesia, Cholid Ghoromah, menyatakan sejak awal dirinya mencium adanya intervensi PT LI di turnamen tersebut. Kecurigaan itu muncul setelah tim mereka tidak diundang di Jenderal Sudirman Cup. “Karena mereka melihat Persebaya adalah penyebab utama PSSI dibekukan. Jadi, ini hanya upaya balas dendam dan sakit hati saja,” tegasnya.
Cholid lantas menambahkan dalam sebuah turnamen tidak ada operator yang tidak ingin melibatkan tim besar dengan jumlah suporter masif seperti Persebaya. Apalagi, Surabaya termasuk salah satu kota yang menjadi tuan rumah turnamen. “Kalau Persebaya tidak dilibatkan, kami yakin turnamen itu akan sepi penonton di Surabaya,” katanya.(dik/c15/tom)

BOPI Ancam Tak Keluarkan Izin

JAWA POS - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyatakan bahwa turnamen Piala Jenderal Sudirman harus berada di bawah supervisi Tim Transisi PSSI. Karena itu, BOPI mengimbau panitia turnamen segera meminta rekomendasi dari Tim Transisi PSSI sebelum mengajukan izin penyelenggaraan dari BOPI.
Hasani Abdul Gani
”Itu regulasi,” tegas Sekjen BOPI Heru Nugroho kemarin (30/10). Menurut Heru, BOPI telah menggelar pertemuan segi tiga bersama Tim Transisi PSSI dan panitia Piala Jenderal Sudirman. Dalam pertemuan tersebut, pihak panitia diwakili langsung oleh Letjen Agus Sutomo selaku ketua organizing committee turnamen. Sementara itu, tim transisi diwakili Gatot S Dewa Broto. Agus Sutomo yang juga mantan Danjen Kopassus, kata Heru, bersedia mengirimkan surat permohonan rekomendasi ke Tim Transisi PSSI. ”Rencananya, awal November mereka sudah memasukkan surat permohonan itu,” katanya.
Gatot menerangkan, sejatinya semua turnamen sepak bola di Indonesia harus berada di bawah supervisi Tim Transisi PSSI. ”Jadi, dalam kondisi saat ini, kami mencoba menegaskan kembali status tim transisi itu dalam peta persepakbolaan Indonesia. Jadi, sudah seharusnya panitia Piala Jenderal Sudirman meminta rekomendasi ke tim transisi,” tutur dia.
CEO Mahaka Sports Hasani Abdulgani mengakui menjalin komunikasi dengan PSSI. Namun, pihaknya sebatas meminta restu. ”Intinya, kami kula nuwun (permisi) saja ke PSSI. Karena kami juga butuh wasit dan perangkat pertandingan lain dari mereka,” jelasnya.(dik/c9/tom)

No comments:

Post a Comment