JAWA POS –
Harapan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi agar Persebaya
Surabaya diikutkan dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman ternyata bertepuk
sebelah tangan. Ya, berdasar rilis dari panitia penyelenggara Senin (26/10)
tadi, tidak ada nama tim asal Surabaya itu dalam daftar 15 tim yang diundang
sebagai peserta.
![]() |
| Arema Cronus vs Sriwijaya FC |
Ketua panitia, Hasani
Abdulgani, mengatakan bahwa tim berjuluk Green Force tersebut tidak diikutkan
lantaran pihaknya masih meragukan kualitas pemainnya. ”Emang Persebaya ada
pemainnya? Kalau ada, materinya bagus apa nggak?” tanya Hasani.
Pria dari Aceh
itu menambahkan, pihaknya harus mempertimbangkan kualitas materi pemain sebelum
tim diizinkan untuk ikut dalam turnamen tersebut. Alasannya, sudah ada
instruksi dari Presiden Joko Widodo agar kualitas Piala Jenderal Sudirman tidak
kalah oleh Piala Presiden. ”Karena ada instruksi seperti itu, kami tidak mau
mengambil risiko dengan kualitas tim peserta di turnamen ini. Mereka yang ikut
sudah tentu memiliki materi pemain yang telah teruji,” lanjut Hasani.
Dia lantas
mengungkapkan salah satu alasan pihaknya memilih Bonek FC. Yakni, tim tersebut
sudah terbukti lolos sampai babak delapan besar Piala Presiden lalu. Sedangkan
kualitas pemain Persebaya, lanjut dia, belum terbukti setelah lama absen dari
turnamen dan kompetisi sepak bola nasional. ”Jangankan Persebaya, PSMS Medan
yang kemarin juara Piala Kemerdekaan saja tidak kami undang. Karena kami tahu,
kualitas materinya akan jomplang kalau disandingkan dengan tim-tim besar
lainnya,” jelasnya.
Seperti
diketahui, Imam Nahrawi sebelumnya menyatakan bahwa operator turnamen
setidaknya harus melibatkan dua tim besar tanah air yang absen pada Piala
Presiden 2015. Dua tim tersebut adalah Persebaya Surabaya dan Persipura
Jayapura. Tapi, dari hasil rilis panitia, hanya Persipura yang diundang. Asisten
manajer Persebaya, H Farid, terkejut dengan keputusan panitia tersebut. Sebab,
menurut dia, Piala Jenderal Sudirman adalah gawe pemerintah. Turnamen itu
diselenggarakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Ke-70 Tentara Nasional
Indonesia (TNI). ”Kami adalah Persebaya yang diakui oleh pemerintah lewat
Kementerian Hukum dan HAM. Dengan dasar itu saja, kami seharusnya berhak ikut
turnamen sepak bola manapun. Apalagi, penyelenggaranya dari pemerintah langsung
alias bukan PSSI,” ucapnya. ”Kami berharap keputusan soal peserta turnamen itu
belum final,” tambah dia.
Pria yang juga
pengusaha rumah makan di Surabaya tersebut menilai, alasan materi pemain
Persebaya yang masih jauh dari bagus pun sangat subjektif. ”Toh, banyak tim
peserta lain yang materi pemainnya juga masih di bawah standar,” kata dia.
Farid berharap
Menpora bisa memainkan perannya untuk mengembalikan Persebaya yang sudah diakui
oleh Kemenkum HAM agar dapat ambil bagian dalam Piala Jenderal Sudirman. ”Kalau
tidak, kami jamin penyelenggaraan turnamen ini kehilangan peminat saat
berlangsung di Surabaya,” ujar dia. (dik/c11/ko)
Panglima TNI
Garansi Kualitas Turnamen
JAWA POS –
Kualitas penyelenggaraan Piala Jenderal Sudirman mendapat jaminan dari Panglima
TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Sebagai pelindung turnamen, Gatot menegaskan,
panitia akan menurunkan perangkat pertandingan terbaik di Indonesia.
“Tujuan kami agar
masyarakat terhibur dengan turnamen ini,” katanya di Mabes TNI Cilangkap,
Jakarta Timur, kemarin (26/10).
![]() |
| Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah) |
Mantan Panglima
Kodam V/Brawijaya itu lantas menjelaskan, turnamen Jenderal Sudirman lahir dari
semangat Presiden Joko Widodo yang menginginkan sepak bola tanah air terus
bergeliat. Nah, mereka pun mengambil inisiatif untuk mengeksekusi ide presiden
tersebut dalam memeriahkan HUT Ke-70 TNI dan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10
November mendatang. “Sesuai arahan Bapak Presiden, sepak bola harus terus
berjalan dan dapat mencerminkan sebuah transparansi serta tata kelola yang
lebih baik lagi dalam penyelenggaraannya,” jelas pria berusia 55 tahun
tersebut. “Untuk itu, turnamen ini siap menjalankan amanah tersebut,” tegas
pria asal Tegal, Jawa Tengah, itu.
Turnamen yang
akan diikuti 15 tim peserta tersebut berlangsung di tiga kota sejak 14 November
nanti. Kota-kota tersebut antara lain Surabaya; Malang; dan Gianyar, Bali.
Menurut dia, Malang dan Bali dipilih karena cukup sukses sebagai tuan rumah
dalam penyelenggaraan Piala Presiden lalu. Sementara itu, Surabaya dipilih
karena kota tersebut merupakan ikon Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. “Surabaya
juga merupakan Kota Pahlawan dan sangat mencerminkan semangat perjuangan TNI,”
papar Gatot.
Ketua panitia, Hasani
Abdulgani, menyambut baik garansi perangkat pertandingan yang baru diberikan
panglima TNI tersebut. Sebab, dalam pelaksanaan Piala Presiden lalu, Hasani yang
merupakan CEO Mahaka Sports and Entertainment pernah disomasi PSSI karena
dianggap tidak komit. “Kalau waktu turnamen sebelumnya saya merasa tidak aman
karena ditekan banyak pihak. Tapi, sekarang sudah berbeda karena ada
perlindungan langsung dari panglima TNI,” kata Hasani. “Jadi, untuk urusan
perangkat pertandingan, saya pikir sudah klir,” tambah pria asal Aceh itu.
(dik/c15/ko)



No comments:
Post a Comment