Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Tuesday, October 27, 2015

Tidak Undang Tim Persebaya

JAWA POS – Harapan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi agar Persebaya Surabaya diikutkan dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman ternyata bertepuk sebelah tangan. Ya, berdasar rilis dari panitia penyelenggara Senin (26/10) tadi, tidak ada nama tim asal Surabaya itu dalam daftar 15 tim yang diundang sebagai peserta.
Arema Cronus vs Sriwijaya FC
Ketua panitia, Hasani Abdulgani, mengatakan bahwa tim berjuluk Green Force tersebut tidak diikutkan lantaran pihaknya masih meragukan kualitas pemainnya. ”Emang Persebaya ada pemainnya? Kalau ada, materinya bagus apa nggak?” tanya Hasani.
Pria dari Aceh itu menambahkan, pihaknya harus mempertimbangkan kualitas materi pemain sebelum tim diizinkan untuk ikut dalam turnamen tersebut. Alasannya, sudah ada instruksi dari Presiden Joko Widodo agar kualitas Piala Jenderal Sudirman tidak kalah oleh Piala Presiden. ”Karena ada instruksi seperti itu, kami tidak mau mengambil risiko dengan kualitas tim peserta di turnamen ini. Mereka yang ikut sudah tentu memiliki materi pemain yang telah teruji,” lanjut Hasani.
Dia lantas mengungkapkan salah satu alasan pihaknya memilih Bonek FC. Yakni, tim tersebut sudah terbukti lolos sampai babak delapan besar Piala Presiden lalu. Sedangkan kualitas pemain Persebaya, lanjut dia, belum terbukti setelah lama absen dari turnamen dan kompetisi sepak bola nasional. ”Jangankan Persebaya, PSMS Medan yang kemarin juara Piala Kemerdekaan saja tidak kami undang. Karena kami tahu, kualitas materinya akan jomplang kalau disandingkan dengan tim-tim besar lainnya,” jelasnya.
Seperti diketahui, Imam Nahrawi sebelumnya menyatakan bahwa operator turnamen setidaknya harus melibatkan dua tim besar tanah air yang absen pada Piala Presiden 2015. Dua tim tersebut adalah Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura. Tapi, dari hasil rilis panitia, hanya Persipura yang diundang. Asisten manajer Persebaya, H Farid, terkejut dengan keputusan panitia tersebut. Sebab, menurut dia, Piala Jenderal Sudirman adalah gawe pemerintah. Turnamen itu diselenggarakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Ke-70 Tentara Nasional Indonesia (TNI). ”Kami adalah Persebaya yang diakui oleh pemerintah lewat Kementerian Hukum dan HAM. Dengan dasar itu saja, kami seharusnya berhak ikut turnamen sepak bola manapun. Apalagi, penyelenggaranya dari pemerintah langsung alias bukan PSSI,” ucapnya. ”Kami berharap keputusan soal peserta turnamen itu belum final,” tambah dia.
Pria yang juga pengusaha rumah makan di Surabaya tersebut menilai, alasan materi pemain Persebaya yang masih jauh dari bagus pun sangat subjektif. ”Toh, banyak tim peserta lain yang materi pemainnya juga masih di bawah standar,” kata dia.
Farid berharap Menpora bisa memainkan perannya untuk mengembalikan Persebaya yang sudah diakui oleh Kemenkum HAM agar dapat ambil bagian dalam Piala Jenderal Sudirman. ”Kalau tidak, kami jamin penyelenggaraan turnamen ini kehilangan peminat saat berlangsung di Surabaya,” ujar dia. (dik/c11/ko)

Panglima TNI Garansi Kualitas Turnamen

JAWA POS – Kualitas penyelenggaraan Piala Jenderal Sudirman mendapat jaminan dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Sebagai pelindung turnamen, Gatot menegaskan, panitia akan menurunkan perangkat pertandingan terbaik di Indonesia.
“Tujuan kami agar masyarakat terhibur dengan turnamen ini,” katanya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin (26/10).
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah)
Mantan Panglima Kodam V/Brawijaya itu lantas menjelaskan, turnamen Jenderal Sudirman lahir dari semangat Presiden Joko Widodo yang menginginkan sepak bola tanah air terus bergeliat. Nah, mereka pun mengambil inisiatif untuk mengeksekusi ide presiden tersebut dalam memeriahkan HUT Ke-70 TNI dan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November mendatang. “Sesuai arahan Bapak Presiden, sepak bola harus terus berjalan dan dapat mencerminkan sebuah transparansi serta tata kelola yang lebih baik lagi dalam penyelenggaraannya,” jelas pria berusia 55 tahun tersebut. “Untuk itu, turnamen ini siap menjalankan amanah tersebut,” tegas pria asal Tegal, Jawa Tengah, itu.
Turnamen yang akan diikuti 15 tim peserta tersebut berlangsung di tiga kota sejak 14 November nanti. Kota-kota tersebut antara lain Surabaya; Malang; dan Gianyar, Bali. Menurut dia, Malang dan Bali dipilih karena cukup sukses sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan Piala Presiden lalu. Sementara itu, Surabaya dipilih karena kota tersebut merupakan ikon Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. “Surabaya juga merupakan Kota Pahlawan dan sangat mencerminkan semangat perjuangan TNI,” papar Gatot.
Ketua panitia, Hasani Abdulgani, menyambut baik garansi perangkat pertandingan yang baru diberikan panglima TNI tersebut. Sebab, dalam pelaksanaan Piala Presiden lalu, Hasani yang merupakan CEO Mahaka Sports and Entertainment pernah disomasi PSSI karena dianggap tidak komit. “Kalau waktu turnamen sebelumnya saya merasa tidak aman karena ditekan banyak pihak. Tapi, sekarang sudah berbeda karena ada perlindungan langsung dari panglima TNI,” kata Hasani. “Jadi, untuk urusan perangkat pertandingan, saya pikir sudah klir,” tambah pria asal Aceh itu. (dik/c15/ko)

No comments:

Post a Comment