JAWA POS – Skuat
Honda DBL All-Star 2015 sudah berkumpul di Surabaya, Jumat (23/10) tadi.
Sebelum berlatih malamnya di DBL Arena, para student athlete terbaik di
Indonesia itu menjalani tes kesehatan di National Hospital Surabaya.
Tes kesehatan
menjadi isu penting. Sebab, tim DBL All-Star akan melakoni training camp yang
keras selama tiga pekan ke depan sebelum terbang, bertanding, dan belajar di
Amerika Serikat. Ada beberapa tahap medical test yang dijalani skuat DBL
All-Star. Antara lain, vital sign, body mass index (BMI), dan tes darah di
laboratorium. ”Kami ingin pastikan bahwa kondisi kesehatan mereka benar-benar
siap sebelum berangkat ke Amerika,” ucap
CEO National Hospital dr Hans Wijaya.
Vital sign adalah
tes untuk mengecek keseluruhan kondisi tubuh. Bagi student athlete basket, tes
tersebut lebih dititikberatkan pada kemampuan tangan dan kaki. Sementara itu,
tes BMI bertujuan mengetahui komposisi ideal tubuh para pemain. Dari tes
tersebut, akan diketahui komposisi berat dan tinggi badan para atlet sudah
ideal atau belum. Sedangkan satu tes lain, yakni tes darah, dijalani skuat DBL
AllStar untuk mengetahui kadar gula darah dan kolesterol.
Dokter yang
berusia 41 tahun itu menambahkan, medical test yang dijalani para pemain DBL
All-Star berbeda dengan yang didapatkan camper Honda DBL Camp 2015 pada
September lalu (11/9). Kalau dulu hanya berfokus pada stamina, sekarang
keseluruhan fisik pemain dites. ”Kami juga siap
kan tes kepadatan
tulang jika memang diperlukan,” terangnya.
Hans bangga
karena menjadi bagian yang turut menyukseskan rangkaian acara Honda DBL AllStar
2015. ”Mereka adalah kebanggaan Indonesia,” ucapnya. Meski serius, tes itu juga bisa membawa
suasana jenaka. Misalnya yang terjadi pada Gerdy Martia no Rigwanto, pemain
dari SMA Gloria 1 Surabaya. Dia ternyata trauma dengan jarum suntik. ”Waktu itu
telapak tangan saya pernah dijahit. Waktu dianestesi beberapa kali, saya bilang
ke dokternya kalau sudah cukup. Eh, ternyata waktu dijahit, saya masih merasakan
sakitnya. Sejak saat itu, saya agak trauma dengan jarum suntik,” ucap Gerdy.
Sontak, Gerdy
menjadi bahan ledekan rekan setim. Alhasil, suasana medical test di National
Hospital itu menjadi cair dan penuh tawa. Bukan hanya pemain, pelatih pun wajib
menjalani medical test yang sama. Menurut Syafiq Ali Brawas, head coach tim
putri tes kesehatan itu diperlukan sebelum para pemain DBL All-Star berangkat
ke AS. Harapannya, mereka di sana benar-benar fit.(irr/mat/c11/nur)

No comments:
Post a Comment