Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Sunday, October 25, 2015

Layanan Terbaik untuk Kebanggaan Indonesia

JAWA POS – Skuat Honda DBL All-Star 2015 sudah berkumpul di Surabaya, Jumat (23/10) tadi. Sebelum berlatih malamnya di DBL Arena, para student athlete terbaik di Indonesia itu menjalani tes kesehatan di National Hospital Surabaya.
Tes kesehatan menjadi isu penting. Sebab, tim DBL All-Star akan melakoni training camp yang keras selama tiga pekan ke depan sebelum terbang, bertanding, dan belajar di Amerika Serikat. Ada beberapa tahap medical test yang dijalani skuat DBL All-Star. Antara lain, vital sign, body mass index (BMI), dan tes darah di laboratorium. ”Kami ingin pastikan bahwa kondisi kesehatan mereka benar-benar siap sebelum berangkat ke Amerika,”  ucap CEO National Hospital dr Hans Wijaya.
Vital sign adalah tes untuk mengecek keseluruhan kondisi tubuh. Bagi student athlete basket, tes tersebut lebih dititikberatkan pada kemampuan tangan dan kaki. Sementara itu, tes BMI bertujuan mengetahui komposisi ideal tubuh para pemain. Dari tes tersebut, akan diketahui komposisi berat dan tinggi badan para atlet sudah ideal atau belum. Sedangkan satu tes lain, yakni tes darah, dijalani skuat DBL AllStar untuk mengetahui kadar gula darah dan kolesterol.
Dokter yang berusia 41 tahun itu menambahkan, medical test yang dijalani para pemain DBL All-Star berbeda dengan yang didapatkan camper Honda DBL Camp 2015 pada September lalu (11/9). Kalau dulu hanya berfokus pada stamina, sekarang keseluruhan fisik pemain dites. ”Kami juga siap
kan tes kepadatan tulang jika memang diperlukan,” terangnya.
Hans bangga karena menjadi bagian yang turut menyukseskan rangkaian acara Honda DBL AllStar 2015. ”Mereka adalah kebanggaan Indonesia,” ucapnya.  Meski serius, tes itu juga bisa membawa suasana jenaka. Misalnya yang terjadi pada Gerdy Martia no Rigwanto, pemain dari SMA Gloria 1 Surabaya. Dia ternyata trauma dengan jarum suntik. ”Waktu itu telapak tangan saya pernah dijahit. Waktu dianestesi beberapa kali, saya bilang ke dokternya kalau sudah cukup. Eh, ternyata waktu dijahit, saya masih merasakan sakitnya. Sejak saat itu, saya agak trauma dengan jarum suntik,” ucap Gerdy.
Sontak, Gerdy menjadi bahan ledekan rekan setim. Alhasil, suasana medical test di National Hospital itu menjadi cair dan penuh tawa. Bukan hanya pemain, pelatih pun wajib menjalani medical test yang sama. Menurut Syafiq Ali Brawas, head coach tim putri tes kesehatan itu diperlukan sebelum para pemain DBL All-Star berangkat ke AS. Harapannya, mereka di sana benar-benar fit.(irr/mat/c11/nur)

No comments:

Post a Comment