Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Wednesday, October 21, 2015

Yaya Tak Happy di City

JAWA POS - Gaji tinggi senilai GBP 220 ribu (sekitar Rp 4,6 miliar) dan gelimang prestasi seharusnya cukup membuat Yaya Toure happy di Manchester City. Faktanya, Yaya justru merasa tidak happy di Vity.
Yaya Toure
Pengakuan itu dilontarkan saat wawancara dengan harian Prancis L’Equipe. Dampaknya, Yaya menyatakan, performa dirinya terus merosot. Dari delapan pertandingan yang sudah dilewati, Yaya hanya mencetak satu gol. Yakni, ketika City membekap West Bromwich Albion (WBA) pada laga perdana Premier League pada Sabtu (10/8). “Saya sering sekali merasa tak bahagia. Sangat sering,” kata Yaya.
Apa yang membuat Yaya galau? Media Inggrislah penyebabnya. “Ketika saya mendarat di City pada 2010, saya mendengar orang-orang berkata bahwa saya bakal membunuh sepak bola,” paparnya kepada Daily Mail. “Para jurnalis menanyakan gajiku. Tapi, saya ada untuk membantu klub ini tumbuh sekaligus memenangkan gelar,” jelas Yaya yang termasuk pemain dengan gaji tertinggi di City.
Media pun menganggap gaji tinggi yang diberikan buat Yaya adalah pemborosan. Yaya menganggap penilaian itu tidak fair. “Saya melewatkan hampir dua pekan (di Premier League) dan saya langsung dikritik
karena tidak mencetak banyak gol seperti musim lalu,” katanya. “Di sini, ketika hal buruk terjadi, media Inggris langsung membesarkan kesalahannya,” tambah pemain timnas Pantai Gading itu. “Sebaliknya, mereka langsung menempatkannya di ruang bawah tanah. Kami, orang Afrika, ketika kami melakukan pekerjaan kami dengan baik, kami berharap dapat diingat,” paparnya.
Manuel Pellegrini menyadari keresahan anak buahnya. Terutama ketika Yaya kecewa karena ditarik keluar ketika menghadapi Bournemouth Sabtu (17/10). Pellegrini menjelaskan, dirinya terpaksa menarik Yaya karena tidak ingin cedera hamstring-nya kambuh. “Saya tidak memikirkan Sevilla. Saya hanya memikirkan Yaya,” tutur Pellegrini. “Anda harus ingat bahwa Yaya hanya bermain 45 menit pada laga terakhir Liga Champions di Jerman sebelum cedera. Selama jeda internasional, dia berlatih selama 3–4 hari terakhir. Jadi, aku rasa 45 menit sudah cukup,” ungkapnya.
Pelatih asal Cile itu membantah bahwa Yaya tidak bahagia. “Dia memang tak bahagia soal kritik. Tapi, dia bahagia di City,” katanya. “Kalimatnya berbeda. Anda bisa menerjemahkan sesuka Anda,” tambahnya.(dra/c15/bas)

No comments:

Post a Comment