JAWA POS - Gaji tinggi
senilai GBP 220 ribu (sekitar Rp 4,6 miliar) dan gelimang prestasi seharusnya
cukup membuat Yaya Toure happy di Manchester City. Faktanya, Yaya justru merasa
tidak happy di Vity.
![]() |
Yaya Toure |
Pengakuan itu
dilontarkan saat wawancara dengan harian Prancis L’Equipe. Dampaknya, Yaya
menyatakan, performa dirinya terus merosot. Dari delapan pertandingan yang
sudah dilewati, Yaya hanya mencetak satu gol. Yakni, ketika City membekap West
Bromwich Albion (WBA) pada laga perdana Premier League pada Sabtu (10/8). “Saya
sering sekali merasa tak bahagia. Sangat sering,” kata Yaya.
Apa yang membuat
Yaya galau? Media Inggrislah penyebabnya. “Ketika saya mendarat di City pada
2010, saya mendengar orang-orang berkata bahwa saya bakal membunuh sepak bola,”
paparnya kepada Daily Mail. “Para jurnalis menanyakan gajiku. Tapi, saya ada
untuk membantu klub ini tumbuh sekaligus memenangkan gelar,” jelas Yaya yang
termasuk pemain dengan gaji tertinggi di City.
Media pun
menganggap gaji tinggi yang diberikan buat Yaya adalah pemborosan. Yaya
menganggap penilaian itu tidak fair. “Saya melewatkan hampir dua pekan (di
Premier League) dan saya langsung dikritik
karena tidak
mencetak banyak gol seperti musim lalu,” katanya. “Di sini, ketika hal buruk
terjadi, media Inggris langsung membesarkan kesalahannya,” tambah pemain timnas
Pantai Gading itu. “Sebaliknya, mereka langsung menempatkannya di ruang bawah
tanah. Kami, orang Afrika, ketika kami melakukan pekerjaan kami dengan baik,
kami berharap dapat diingat,” paparnya.
Manuel Pellegrini
menyadari keresahan anak buahnya. Terutama ketika Yaya kecewa karena ditarik
keluar ketika menghadapi Bournemouth Sabtu (17/10). Pellegrini menjelaskan,
dirinya terpaksa menarik Yaya karena tidak ingin cedera hamstring-nya kambuh. “Saya
tidak memikirkan Sevilla. Saya hanya memikirkan Yaya,” tutur Pellegrini. “Anda
harus ingat bahwa Yaya hanya bermain 45 menit pada laga terakhir Liga Champions
di Jerman sebelum cedera. Selama jeda internasional, dia berlatih selama 3–4
hari terakhir. Jadi, aku rasa 45 menit sudah cukup,” ungkapnya.
Pelatih asal Cile
itu membantah bahwa Yaya tidak bahagia. “Dia memang tak bahagia soal kritik.
Tapi, dia bahagia di City,” katanya. “Kalimatnya berbeda. Anda bisa
menerjemahkan sesuka Anda,” tambahnya.(dra/c15/bas)
No comments:
Post a Comment