JAWA POS – Kuota
Euro 2016 di Prancis sudah terisi 20 tim. Hanya tersisa empat kursi yang
diperebutkan delapan tim melalui playoff mulai 12 November mendatang.
Di antara empat
pertandingan playoff, laga Swedia kontra Denmark memiliki rivalitas paling tua.
Ya, bagi Denmark, Swedia adalah lawan yang paling dihindari. Begitu pula
sebaliknya. Tapi, karena Swedia berada di pot unggulan dan Denmark di pot non
unggulan, peluang bentrok menjadi lebih besar. Kenyataannya, mereka akhirnya
bersua.
Selain Swedia
versus Denmark, hasil drawing kemarin membuat Bosnia-Herzegovina bertemu
Republik Irlandia dan Ukraina melawan Slovenia. Selain itu, dua tim minim
tradisi berhadapan, yakni Norwegia dan Hungaria. Pertandingan pertama dimulai
pada 15 November antara Norwegia versus Hungaria.
Rivalitas Swedia
versus Denmark atau yang dikenal sebagai derby Skandinavia telah dimulai pada
1913. Lebih dari satu abad. Dari bentrokan kedua tim, sementara ini Swedia
unggul head to head dengan 46 kemenangan Sedangkan 18 pertemuan lain menorehkan
hasil imbang dan 40 kali Denmark menang.
Di antara
sejumlah derby yang panas, yang sulit dilupakan pendukung kedua negara adalah
laga kualifikasi Euro 2008. Ketika itu laga sampai dihentikan. Penyebabnya,
pendukung Denmark di Parken Stadium, Copenhagen, menyerbu ke tengah lapangan
sebelum pertandingan usai. Laga berlangsung sengit. Swedia sebagai tamu lebih
dulu unggul 3-0 selama babak pertama. Lalu, dengan luar biasa, Denmark bangkit
dan menyamakan skor menjadi 3-3. Situasi itu membuat para pemain tuan rumah
sangat bersemangat. Karena terlalu bersemangat dan atmosfer sangat panas, pada menit
ke-89 gelandang Denmark Christian Poulsen memukul perut Markus Rosenberg di area
penalti. Wasit asal Jerman Herbert Fandel langsung memberikan kartu merah dan
menjatuhkan hukuman penalti. Sebelum penalti dilakukan, tiba-tiba penonton
menyerbu ke tengah lapangan dan memburu sang wasit. Laga dihentikan sebelum
2x45 menit dan Swedia diberi kemenangan 3-0. Pada edisi tersebut, Denmarkak
hirnya gagal melaju ke Euro 2008.
Nah, bentrokan
kali ini seolah mengorek luka lama. Lagi pula, kedua tim sepertinya ditakdirkan
saling menghancurkan. Pada Piala Dunia 2010, Denmark menjadi tim yang menghancurkan
mimpi Zlatan Ibrahimovic dkk untuk tampil di Afrika Selatan. Kali ini Denmark
berambisi memutus rekor Swedia yang selalu lolos ke Euro sejak edisi 2000.
”Andai bisa memilih, saya tidak mau melawan Denmark di playoff. Tapi, sekarang
sudah jadi lawan,” ujar pelatih Swedia Erik Hamren.
Leg pertama akan
berlangsung pada 14 November dan tiga hari setelahnya giliran Zlatan
Ibrahimovic dkk melawat ke Copenhagen. Menurut Hamren, bermain home di leg
pertama itu tidak akan menentukan tim asuhannya. ”Sebaliknya, itu malah menjadi
kelemahan kami,” lanjut dia.
Mengapa Hamren
keder dengan laga penentuan di kandang lawan? Statistik Swedia di kualifikasi
Euro 2016 kemarin menjadi alasan Hamren. Swedia selalu kesulitan apabila
melawan tim besar di luar kandang. Dari lima pertandingan tandang di grup G,
Swedia hanya bisa menang di laga home atas dua tim lemah seperti Moldova (28/3)
dan Liechtenstein (10/10). Skornya pun sama-sama 2-0.
Sedangkan jika
menghadapi tim yang punya kekuatan sepadan, Swedia susah menang. Dalam tiga
kali main, mereka dua kali meraih hasil imbang dan sekali kalah. Satu kekalahan
di laga tandang didapat dari Rusia pada 5 September lalu. Di kandang sendiri
pun, Swedia dihabisi Austria 1-4 pada 9 September lalu.
Lini pertahanan
harus menjadi titik perhatian Hamren. Dari sepuluh laga kualifikasi, gawang
Andreas Isaksson sudah bobol sembilan kali. Artinya, kuartet pertahanan yang
diisi Mikael Lustig, Andreas Granqvist, Mikael Antonsson, dan Martin Olsson
kelewatan 0,9 gol per pertandingan.
Selain itu,
ketergantungan lini depannya kepada sosok Ibrahimovic perlahan harus mulai
dikurangi. Di antara 15 gol tim tersebut di kualifikasi, 8 gol dicetak striker
Paris Saint-Germain itu. Sedangkan tujuh gol lain dicetak Erkan Zengin (3 gol),
Marcus Berg (2), serta Jimmy Durmaz dan Ola Toivonen (1). Andai ketergantungan
itu tidak bisa direduksi, sederhana bagi Denmark apabila ingin mengakhiri mimpi
Swedia untuk lima edisi beruntun tampil di Euro. Cukup matikan Ibra.
Apalagi,
pertahanan Denmark sudah teruji untuk menghadapi penyerang-penyerang ganas
Eropa. Penyerang ganas sekelas Cristiano Ronaldo saja hanya mampu melesakkan
satu gol ke gawang Kasper Schmeichel. ”Bersama Simon Kjaer, saya sudah pernah
meredam striker haus gol seperti Ronaldo, lalu mengapa kami tidak mampu
menghentikan Zlatan juga?” koar bek tengah Denmark Erik Sviatchenko dalam situs
resmi UEFA.
Lolos ke playoff
dengan kualitas pertahanan sama seperti Portugal dan Albania yang kebobolan
lima gol dari delapan laga menjadi modal Denmark. Tim asuhan Morten Olsen itu
tidak mengharapkan prestasi buruknya gagal lolos ke Piala Dunia 2014 berlanjut
di Euro kali ini. (ren/c11/ham)


No comments:
Post a Comment