Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Wednesday, October 28, 2015

Persebaya Siapkan Pemain Top

JAWA POS – Asa Persebaya belum padam. Meski tidak tercantum dalam daftar peserta yang dirilis panitia penyelenggara Piala Jenderal Sudirman, tim berjuluk Green Force itu belum menyerah.
Mereka akan tetap berjuang untuk bisa bermain dalam turnamen yang bergulir bulan depan itu. “Kami akan melobi Tim Transisi, atau Menpora terkait dengan hal ini. Sebab, Persebaya adalah tim yang memiliki sejarah besar di sepak bola Indonesia dan saat ini sudah diakui oleh negara mel alui Kemenkum HAM,” ujar Asisten Manajer Persebaya Chusnul Farid kemarin (27/10).
Soal pernyataan Hasani Abdulgani, CEO Mahaka S&E, yang meragukan kekuatan Per sebaya untuk bersaing dalam turnamen itu, Farid menilai sangat klise. Menurut pria yang juga pemilik klub internal FFC itu, sebulan terakhir performa Persebaya berkembang signifikan. “Dalam uji coba kami melawan Persatu yang bermateri mayoritas penggawa ISL, bisa dilihat bahwa kekuatan Persebaya tidak kalah. Terlebih, sudah ada beberapa pemain bagus yang ’melamar” Persebaya jika kami tampil di sana (Piala Jenderal Sudirman, Red),” jelasnya. Beberapa pemain yang dimaksud adalah Roman Chmelo, Rivelino Ardiles, dan Erol Iba.
Bahkan, jumlah tersebut bisa bertambah jika Persebaya diundang turut serta dalam turnamen berhadiah utama Rp 2,5 miliar tersebut. “Tentu ada beberapa pemain lagi yang ingin bisa bergabung. Tetapi, tunggu perkembangan dulu,” lanjut Farid.
Itu diakui pelatih Persebaya saat ini, Achmad Rosyidin. Menurut dia, pemain-pemain tersebut memang sudah masuk radar perekrutan jika Persebaya diizinkan tampil di Piala Jenderal Sudirman. “Tetapi, masih dalam tahap komunikasi. Belum ada kata deal. Sebab, Persebaya juga belum pasti ikut,” ujar Achmad.
Selain itu, Persebaya terus berproses untuk memantapkan persiapan tim. Agenda latihan yang sempat libur pekan lalu kembali diadakan hari ini. “Sementara manajemen memperjuangkan Persebaya agar bisa ikut Piala Jenderal Sudirman, kami harus terus berlatih. Supaya saat ada pertandingan mendadak kami sudah siap,” lanjut mantan asisten pelatih Persebaya itu.
Sementara itu, sidang gugatan hak pengelolaan PT Persebaya Indonesia (PT PI) kepada PT MMIB kemarin (27/10) ditunda. Sesuai dengan agenda, kemarin merupakan hari pembacaan putusan sela. Namun, pembacaan itu ditunda hingga Selasa pekan depan (3/11). Sebab, majelis hakim yang menangani perkara tersebut masih harus menelaah lagi gugatan yang diajukan sebelum membacakan putusan. “Kami hanya berproses sesuai prosedur. Sisanya ada di tangan majelis hakim,” ujar Sunarno Edy Wibowo, kuasa hukum PT PI. “Karena ini menyangkut kompetensi absolut, hakim perlu dengan cermat menangani perkara ini,” imbuh Anjar Wikanadi, anggota tim kuasa hukum PT PI.
Namun, Sunarno Edy Wibowo mengatakan bahwa dalam sidang selanjutnya, dirinya menginginkan orang yang paham akan sejarah Persebaya dihadirkan. “Seharusnya status HAKI yang telah digenggam PT PI adalah mutlak. Sebab, Persebaya memang hanya ada satu,” ujar Bowo. (io/c4/ko)

Menpora Kecewa Green Force Absen

JAWA POS – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan kecewa terhadap panitia turnamen Piala Jenderal Sudirman. Itu disebabkan panitia tidak mengundang Persebaya Surabaya dalam turnamen yang akan digelar pada 14 November tersebut.
Padahal, kata Nahrawi, Persebaya adalah tim besar dengan basis suporter yang masif. “Terus terang saya sangat kecewa setelah mendengar Persebaya tidak dilibatkan dalam turnamen ini. Padahal, sejak awal saya meminta agar mereka dan Persipura bisa dilibatkan dalam turnamen ini,” ujar Nahrawi tadi malam. “Persebaya adalah tim besar dan punya basis masa yang besar. Mereka layak diikutkan dalam turnamen apa pun,” tegasnya.
Nahrawi juga menuturkan, alasan panitia tidak mengundang Persebaya karena kualitas tim sangat subjektif. “Karena ini levelnya turnamen. Kasta tim jangan terlalu dipersoalkan. Karena utamanya adalah membangun kembali semangat sepak bola nasional. Apalagi, Surabaya adalah salah satu tuan rumah,” lanjutnya.
Menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa itu menyatakan bahwa dirinya akan tetap berusaha agar Green Force—julukan Persebaya—bisa menjadi peserta dalam turnamen tersebut. “Saya akan perjuangkan itu. Karena saya tahu sendiri Persebaya adalah salah satu tim besar di negeri ini. Kalau substansi turnamen itu untuk menghibur masyarakat, salah satunya adalah melibatkan Persebaya karena tim itu adalah ikon Surabaya,” tegasnya.
Sementara itu, Sekjen Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Heru Nugroho, menyatakan pihaknya tidak akan pandang bulu. “Mau siapa pun yang mau menggelar turnamen atau kompetisi ya harus mematuhi peraturan yang ada,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (27/10). 
Dia menjelaskan, dalam kesempatan tersebut, dirinya juga ingin mengingatkan kepada siapa pun yang menggelar turnamen agar tetap berkoordinasi dengan Tim Transisi sebagai pengganti peran PSSI yang sudah dibekukan. Alasannya, itu tertuang dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) pasal 1 (ayat 25), pasal 51 (ayat 2), dan pasal 89 (ayat 1). Dalam undang-undang itu disebutkan, penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangkan masa penonton wajib mendapat rekomendasi dari induk cabang olahraga. “Jika tidak ditaati, konsekuensinya adalah mendapatkan sanksi pidana dua tahun atau maksimal denda 1 miliar rupiah,” bebernya.(dik/nap/c19/ko)



No comments:

Post a Comment