JAWA POS –
Kondisi keamanan dalam stadion adalah sesuatu yang sangat vital dalam sebuah
pertandingan, terutama gesekan antarsuporter di atas tribun penonton. Ancaman
tersebut pula yang saat ini menjadi kekhawatiran Polda Metro Jaya terhadap
pertandingan final antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC yang akan berlangsung
di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10).
Nah, sebagai
upaya pencegahan, Polda Metro Jaya menerapkan sejumlah syarat kepada Mahaka Sports
and Entertainment selaku promotor turnamen. Di antaranya, Mereka harus
mengurangi jumlah tiket di laga pemungkas tersebut. “Kalau kapasitas stadion 80
ribu penonton, kami sarankan tiket yang dijual maksimal 70 ribu,” kata Kapolda
Metro Jaya Irjen Tito Karnavian.
Sebagai gantinya,
Mahaka disarankan menyediakan sejumlah fasilitas layar berukuran jumbo di
sejumlah titik di sekitar Stadion. “Itu penting untuk memecah konsentrasi
penonton yang tidak mendapat kesempatan masuk stadion. Kami memang harus ekstra
waspada, karena pertandingan ini melibatkan massa dalam jumlah besar,”
jelasnya.
CEO Mahaka Hasani
Abdulgani tidak bisa membantah syarat tersebut. Menurut dia, itu adalah permintaan
yang rasional dan demi keamanan bersama. “Apalagi, usia stadion juga sudah
sangat tua yang mungkin tidak mampu menampung penonton sebanyak seperti awal
stadion itu berdiri. Selain itu, kami tidak mau mengambil risiko adanya gesekan
antar suporter,” kata Hasani.
Dengan begitu,
tribun bagian atas yang mampu menampung 30 ribu penonton akan diisi 20 ribu saja.
Sementara itu, tribun bagian bawah yang berkapasitas 50 ribu kursi hanya akan
diisi 45 ribu penonton. “Target kami, jumlah tiket yang kami cetak 65 ribu
sampai 70 ribu,” jelasnya.
Hasani menambahkan,
tiket paling mahal untuk laga tersebut adalah tiket kategori VIP seharga Rp 200
ribu. Sementara itu, tiket untuk tribun bagian barat dan timur dibanderol Rp
150 ribu, tiket sisi di belakang gawang dijual Rp 100 ribu, dan tiket tribun
bagian atas dibanderol Rp 50 ribu. (dik/c17/tom)
Arema vs Mitra
Kukar di Bali
JAWA POS – Publik
Bali bakal mendapat sajian pertandingan sepak bola yang menarik. Perebutan
posisi ketiga Piala Presiden bakal digelar di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar,
Bali. Pertandingan antara Arema Cronus dan Mitra Kutai Kartanegara itu (Kukar)
dilangsungkan Sabtu (17/10).
![]() |
| Arema Cronus |
Pihak Mahaka
Sports and Entertainment, penyelenggara turnamen, menyatakan bahwa keputusan
akhir penunjukan Bali sebagai lokasi perebutan posisi ketiga sempat menuai
masalah. Pasalnya, dalam detik-detik terakhir, pihak Polda Bali menyatakan
tidak siap memberikan izin keamanan untuk laga tersebut. Padahal, kata CEO Mahaka
Has ani Abdulgani, malam sebelumnya dirinya mendapat informasi bahwa semua izin
di Bali sudah aman. “Namun, siang (kemarin, Red) tiba-tiba ada informasi izin
keamanan dicabut. Kami juga sempat panik. Mitra Kukar dan Arema yang sudah
siap-siap take off ke Bali pun menunda keberangkatannya,” kata Hasani.
Nah, setelah melewati
negosiasi dan pendek atan dengan sejumlah elite di Bali, pihak Polda Bali
bersedia mengeluarkan izin keamanan. “Setelah ada kepastian izin tersebut, baru
kami persilakan tim Arema dan Mitra berangkat ke Bali,” tuturya.
Salah satu alasan
laga perebutan peringkat ketiga itu tidak bisa digelar bersamaan dengan laga
final pada 18 Oktober di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta adalah
mencegah konsentrasi suporter dalam jumlah besar di Jakarta. Yang pasti
Aremania—pendukung Arema Cronus—akan berbondong-bondong ke Jakarta. Belum lagi,
Bobotoh—suporter Persib Bandung—juga bakal mendukung timnya melawan Sriwijaya
FC pada laga final.
Pelatih Arema
Cronus Joko Susilo menyatakan perubahan jadwal pertandingan itu membuat
pihaknya harus mengubah jadwal latihan. “Sebab, target peak performance kami
seharusnya Minggu. Namun, karena jadwal dimajukan Sabtu, mau tidak mau kami
harus mengubah jadwal latihan,” jelasnya. (dik/by/JPG/c4/tom)

No comments:
Post a Comment