Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Tuesday, October 6, 2015

Karena Rodgers Terlalu Labil

JAWA POS - Tampaknya Liverpool sudah bosan mengatakan, ”Kami akan kembali berebut juara tahun depan.” Pemecatan Brendan Rodgers menunjukkan bahwa petinggi The Reds sudah tidak sabar. Sudah tiga musim dilalui Rodgers tanpa gelar.
Brendan Rodgers
Selain itu, dia dinilai sebagai pelatih yang mencla-mencle. Pola permainannya pun tak jelas. Mantan bintang Liverpool Jamie Carragher sempat melontarkan kritik, Rodgers adalah pelatih yang mengikuti keinginan pemain. ”Sistemlah yang mengikuti pemain, bukan sebaliknya,” kritiknya seperti dikutip dari Sky Sports.
Apa yang diucapkan Carragher ada benarnya. Rodgers tak bisa memegang teguh prinsip yang diembannya. Dalam soal formasi saja, total selama di Liverpool dia telah mencoba lebih dari sepuluh variasi. Mulai penggunaan back four hingga tiga bek. Mulai penyerang tunggal hingga dua striker. ”Sudah lebih dari tiga musim dia seolah belum menemukan apa yang pas untuk tim yang dibangunnya,” lanjut Carragher.
Ada satu hal yang identik dengan Rodgers. Ketika racikannya gagal, dia memilih menggantinya dengan sistem baru ketimbang mengevaluasi kekurangan sistemnya itu. Dulu dia sempat mencoba 3-5-2, kemudian 4-3-3, berubah lagi jadi 4-4-2. Musim ini dia mencoba 4-3-2-1. Perubahan taktik yang rutin dilakukan Rodgers membuat permainan Liverpool juga tak kunjung konsisten.
Hal lain yang bikin pelik adalah Rodgers doyan mengeksplorasi pemain di posisi-posisi baru. Lazar Markovic dan Jordon Ibe yang biasa di winger dipasang jadi fullback. Joe Gomez di posisi bek tengah menjadi fullback. Emre Can yang biasa bermain di gelandang jadi bek tengah. Atau Roberto Firmino yang moncer di posisi pemain nomor 10 olehnya dipakai sebagai pemain sayap.
Rodgers dikritisi terlalu berani berjudi. Itu sebabnya, pemain-pemain yang dibeli mahal tersebut bermain tidak optimal karena diposisikan di luar zona nyaman.
Kebijakan transfernya pun dikritisi. Dia begitu mudah melepas pemain-pemain bintang, namun begitu sulit mencari pengganti. Sampai sekarang Liverpool belum bisa mendapatkan sosok pengganti Luis Suarez yang hengkang ke Barcelona. Peran Raheem Sterling yang pergi awal musim ini pun entah siapa yang bisa menggantikan. ”Dia juga bertanggung jawab karena seharusnya mencari ganti pemain-pemain itu ketika tahu mereka bakal pergi. Anda bisa menggantikan mereka dengan pemain yang berbeda, namun Anda harus bisa mengidentifikasi apa gaya main Anda,” ujar football pundit Sky Sports sekaligus eks pemain Arsenal Charlie Adam. ”Anda tak bisa membeli pengganti yang sempurna. Setidaknya Anda harus membeli pemain yang mirip dengannya atau Anda harus menularkan gaya main Anda, mengubahnya dengan sentuhan kecil saja,” katanya lagi.
Hal serupa diungkapkan mantan pemain dan pelatih Liverpool Graeme Souness. ”Saat ini dia masih menyusun kerangka untuk pembentukan tim terbaiknya dan menetapkan pemain inti. Cedera jelas masalah baginya. Tetapi, masalah lain adalah jenis pemain yang telah dibelinya dan itu adalah sesuatu di mana pelatih harus bertanggung jawab,” ucapnya kepada BBC.
Sementara itu, Rodgers sendiri setelah dipecat Liverpool, dia menunjukkan segera mencari pekerjaan baru. Usianya masih muda dan haus akan tantangan. Jurnalis sepak bola asal Spanyol Guillem Balague menyatakan Spanyol berpotensi menjadi destinasi berikutnya.
Apalagi, Rodgers memang pernah mengatakannya. ”Saya harap suatu saat nanti akan melatih di Spanyol. Saya belajar di Spanyol dan saya butuh mengembangkan diri,” katanya kepada AS, Oktober tahun lalu.(wam/c9/ham)

No comments:

Post a Comment