JAWA POS -
Tampaknya Liverpool sudah bosan mengatakan, ”Kami akan kembali berebut juara
tahun depan.” Pemecatan Brendan Rodgers menunjukkan bahwa petinggi The Reds
sudah tidak sabar. Sudah tiga musim dilalui Rodgers tanpa gelar.
![]() |
Brendan Rodgers |
Selain itu, dia
dinilai sebagai pelatih yang mencla-mencle. Pola permainannya pun tak jelas.
Mantan bintang Liverpool Jamie Carragher sempat melontarkan kritik, Rodgers
adalah pelatih yang mengikuti keinginan pemain. ”Sistemlah yang mengikuti
pemain, bukan sebaliknya,” kritiknya seperti dikutip dari Sky Sports.
Apa yang
diucapkan Carragher ada benarnya. Rodgers tak bisa memegang teguh prinsip yang
diembannya. Dalam soal formasi saja, total selama di Liverpool dia telah
mencoba lebih dari sepuluh variasi. Mulai penggunaan back four hingga tiga bek.
Mulai penyerang tunggal hingga dua striker. ”Sudah lebih dari tiga musim dia
seolah belum menemukan apa yang pas untuk tim yang dibangunnya,” lanjut
Carragher.
Ada satu hal yang
identik dengan Rodgers. Ketika racikannya gagal, dia memilih menggantinya
dengan sistem baru ketimbang mengevaluasi kekurangan sistemnya itu. Dulu dia
sempat mencoba 3-5-2, kemudian 4-3-3, berubah lagi jadi 4-4-2. Musim ini dia
mencoba 4-3-2-1. Perubahan taktik yang rutin dilakukan Rodgers membuat
permainan Liverpool juga tak kunjung konsisten.
Hal lain yang
bikin pelik adalah Rodgers doyan mengeksplorasi pemain di posisi-posisi baru.
Lazar Markovic dan Jordon Ibe yang biasa di winger dipasang jadi fullback. Joe
Gomez di posisi bek tengah menjadi fullback. Emre Can yang biasa bermain di
gelandang jadi bek tengah. Atau Roberto Firmino yang moncer di posisi pemain
nomor 10 olehnya dipakai sebagai pemain sayap.
Rodgers dikritisi
terlalu berani berjudi. Itu sebabnya, pemain-pemain yang dibeli mahal tersebut
bermain tidak optimal karena diposisikan di luar zona nyaman.
Kebijakan
transfernya pun dikritisi. Dia begitu mudah melepas pemain-pemain bintang,
namun begitu sulit mencari pengganti. Sampai sekarang Liverpool belum bisa
mendapatkan sosok pengganti Luis Suarez yang hengkang ke Barcelona. Peran
Raheem Sterling yang pergi awal musim ini pun entah siapa yang bisa
menggantikan. ”Dia juga bertanggung jawab karena seharusnya mencari ganti
pemain-pemain itu ketika tahu mereka bakal pergi. Anda bisa menggantikan mereka
dengan pemain yang berbeda, namun Anda harus bisa mengidentifikasi apa gaya
main Anda,” ujar football pundit Sky Sports sekaligus eks pemain Arsenal
Charlie Adam. ”Anda tak bisa membeli pengganti yang sempurna. Setidaknya Anda harus
membeli pemain yang mirip dengannya atau Anda harus menularkan gaya main Anda,
mengubahnya dengan sentuhan kecil saja,” katanya lagi.
Hal serupa
diungkapkan mantan pemain dan pelatih Liverpool Graeme Souness. ”Saat ini dia
masih menyusun kerangka untuk pembentukan tim terbaiknya dan menetapkan pemain
inti. Cedera jelas masalah baginya. Tetapi, masalah lain adalah jenis pemain
yang telah dibelinya dan itu adalah sesuatu di mana pelatih harus bertanggung
jawab,” ucapnya kepada BBC.
Sementara itu,
Rodgers sendiri setelah dipecat Liverpool, dia menunjukkan segera mencari
pekerjaan baru. Usianya masih muda dan haus akan tantangan. Jurnalis sepak bola
asal Spanyol Guillem Balague menyatakan Spanyol berpotensi menjadi destinasi
berikutnya.
Apalagi, Rodgers
memang pernah mengatakannya. ”Saya harap suatu saat nanti akan melatih di
Spanyol. Saya belajar di Spanyol dan saya butuh mengembangkan diri,” katanya
kepada AS, Oktober tahun lalu.(wam/c9/ham)
No comments:
Post a Comment