JAWA POS - Tak
dapat dimungkiri, bertambahnya kuota kontestan Euro 2016 di Prancis berdampak
pada meningkatnya jumlah debutan. Namun, itu bukan satu-satunya faktor.
![]() |
Gareth Bale (Wales) |
Slovakia menyusul
langkah beberapa tim lainnya untuk lolos langsung ke Euro 2016. Sebelum mereka,
Islandia, Irlandia Utara, Wales, dan Albania memastikan keikutsertaan di
turnamen sepak bola paling bergengsi di Benua Biru itu. Setelah mereka, masih
ada peluang calon debutan lain, bergantung hasil pada playoff.
Di jajaran tim
yang bakal bermain di playoff, ada Bosnia-Herzegovina. Masih bersaing di grup
B, kalau bisa lolos dan melewati playoff, mereka menjadi debutan keenam. Ini
jumlah debutan terbanyak sejak Euro 1996. Saat ini, sama dengan edisi ini,
terjadi penambahan jumlah kontestan secara drastis. Bila pada Euro 1996 berubah
dari 8 menjadi 16, edisi kali ini dari 16 menuju 24 kontestan.
Ketika terjadi
perubahan pada 1996, empat negara menjadi debutan. Mereka adalah Swiss, Turki,
Kroasia, dan Bulgaria. Di antara empat debutan itu, Kroasia yang bersinar
paling terang. Satu-satunya tim yang lolos dari fase grup. Di fase grup, mereka
bergabung dengan Portugal, Denmark, dan Turki. Bersama Portugal, mereka lolos
ke perempat final. Sayang, Kroasia yang merupakan pecahan Yugoslavia tertahan
oleh Jerman setelah kalah 1-2.
Nah, pada edisi
Euro 2016, dari lima negara ini, Wales dan Slovakia dinilai sebagai tim yang
berpotensi jadi kuda hitam. Wales punya deretan pemain berkualitas yang menjadi
pilar di klub elite Eropa. Mereka memiliki Gareth Bale (Real Madrid), Joe Allen
(Liverpool), dan Aaron Ramsey (Arsenal).
Slovakia punya
modal serupa. Selain itu, mereka memiliki pengalaman di major tournament.
Memang, negara pecahan Ce koslovakia itu baru kali pertama lolos ke Euro.
Tetapi, mereka pernah ambil bagian pada
Piala Dunia 2010. Bahkan, saat itu mereka mampu lolos hingga babak 16 besar. Ya,
Slovakia yang bersaing di grup F bersama Paraguay, Selandia Baru, dan sang
juara bertahan Italia secara mengejutkan lolos. Bahkan, mereka mengalahkan
Italia 3-2 pada pertandingan terakhir. Lalu, di babak 16 besar, mereka kalah
oleh Belanda 1-2.
Saat ini,
Slovakia memiliki sejumlah pemain yang melanglang buana di kompetisi elite Eropa.
Mereka menumpu kepada Martin Skrtel (Liverpool), Marek Hamsik
(Napoli), Juraj Kucka (AC Milan), dan Norbert Gyomber (AS Roma). Harus diakui,
kehadiran para pemain bintang yang membela klub elite Eropa sangat membantu
kinerja tim. Setidaknya, itu bisa menjadi modal buat mereka ketika nanti
bersaing dengan tim-tim elite dan memiliki tradisi hebat pada Euro 2016.
Soal bintang tim
tidak menjadi ukuran utama untuk lolos. Lihat saja Irlandia Utara yang tanpa
mengandalkan satu atau dua pemain bintang bisa lolos. Mereka mengandalkan
pemain-pemain medioker dari klubklub ecek-ecek di liga Skotlandia atau Premier
League.
Sementara itu,
Slovakia memastikan diri lolos setelah menang 4-2 atas Luksemburg di Stade Josy
Barthel kemarin dini hari WIB. Performa hebat Marek Hamsik dengan dua gol pada
menit ke-24 dan 91 membawa mereka merebut tiket. Hamsik terpilih sebagai man of
the match. Dua gol lainnya di ciptakan Adam Nemec pada menit ke-29 dan Robert
Mak (65’). Sementara itu, gol Luksemb urg dicetak Mario Mutsch pada menit ke-61
dan eksekusi penalti Lars Krogh Gerson menit ke-65.
Slovakia pun
memastikan satu tiket lolos langsung menuju putaran final Euro Prancis tahun
depan setelah finis runner-up grup C. Mereka mengumpulkan 22 poin, tertinggal
lima angka dari Spanyol yang menjadi pemuncak klasemen akhir. “Aku sama sekali
tidak meragukan itu (lolos kualifikasi) sedetik pun,” ucap pelatih Slovakia Jan
Kozak setelah pertandingan sebagaimana dilansir SME.sk. “Tim ini mempunyai karakter
dan kualitas. Aku sangat yakin, kami bisa melaluinya,” imbuh pria 61 tahun tersebut.
Tentu, publik
dunia tidak sekadar menyoroti lolosnya negara berpenduduk sekitar 5 juta jiwa
itu ke Euro 2016. Melainkan juga kiprah mereka selama babak kualifikasi
kemarin. Dalam empat laga terakhir, performa Martin Skrtel dkk memang tidak
terlalu istimewa. Sebelum akhirnya menang kontra Luksemburg, mereka harus
mencicipi dua ke kalahan masing-masing oleh Spanyol (0-2) dan Belarusia (0-1)
serta ditahan imbang 0-0 kontra Ukraina.
Meski begitu,
salah satu yang pencapaian hebat dalam perjalanan sepak bola mereka selama dua
tahun terakhir adalah memberikan satu-satunya noda kekalahan kepada juara bertahan
Spanyol dengan skor 2-1 di kandang Slovakia, Stadionpod Dubnom, Zilina, 9
Oktober 2014. Momen itu membuka mata dunia akan ancaman Slovakia.
Salah seorang
pakar sepak bola Spanyol, Antolin Gonzalo, meyakini ada dua hal yang menjadi
rahasia performa Slovakia sehingga mampu lolos serta berhasil mengalahkan Spanyol
tersebut. “Dua hal itu adalah gaya permainan serta komposisi talenta berbakat,”
ungkap Gonzalo sebagaimana dilansir Setfutbol tahun lalu.
Gonzalo mengatakan,
untuk gaya permainan, kekuatan Slovakia terletak pada kemampuan dalam mempertahankan
daerah permainan sendiri. Ketika mengalahkan Spanyol dalam bentrokan pertama,
Slovakia menerapkan skema 4-3-3. “Mereka berhasil membatasi ruang gerak lawan
dan mempertahankan zona lapangan mereka sendiri,” ujar Gonzalo.
Nah, untuk bisa
mempertahankan permainan seperti itu, tentu dibutuhkan komposisi skuat
yang berisi pemain berkualitas. Sejumlah pemain Slovakia yang membela klub
besar Eropa membuat setiap lini mereka lebih hidup. “Mereka punya barisan
pemain yang hebat untuk memperkuat daya serang. Misalnya Nemec yang selalu
tampil efektif maupun Miroslav Stoch, Hamsik, dan Mak,” ujarnya.
Selain mereka,
Albania bisa meloloskan diri ke Prancis karena terbantu pengalaman dan kualitas
beberapa pemain yang berkiprah di liga elite Eropa. Mereka memiliki Etrit Berisha
dan Elseid Hysaj yang bermain bagi Lazio serta Napoli di Serie A. Selain soal
pemain, mereka me miliki pelatih asal Italia yang pernah melatih Udinese dan Torino,
Gianni De Biasi. “Ketika aku mengatakan bahwa Albania bakal lolos, mereka menertawakanku.
Namun, lihat sekarang,” kata De Biasi setelah timnya memastikan satu tempat
lewat kemenangan 3-0 atas Armenia sebagaimana dilansir The Guardian.(apu/c19/ham)
No comments:
Post a Comment