JAWA POS –
Keputusan akhir Mahaka Sport menunjuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)
sebagai venue laga pemungkas Piala Presiden mendapat dukungan dari manajemen
Arema. Alasan historis dan kebanggaanlah yang mendasari hal tersebut.
![]() |
Ruddy Widodo |
Dua pertandingan
yang digeber pada Minggu (18/10) memang memiliki keterkaitan dengan Arema
Cronus. Sebab, sebelum laga puncak digelar, Arema melakoni laga perebutan tempat
ketiga versus Mitra Kukar. Dengan begitu, mereka juga dipastikan melakoni laga
di tempat sama. ”Ya, memang sebaiknya partai final dan perebutan posisi ketiga
dilaksanakan di tempat yang monumental bagi pesepak bola, di mana lagi kalau
bukan di GBK,” jelas General Manager Arema Cronus Ruddy Widodo.
Sebelum Mahaka
Sport menunjuk SUGBK, polemik sempat terjadi. Tepatnya, setelah Persib Bandung
memastikan satu tiket di partai final. Faktor pendukung tim berjuluk Maung
Bandung itulah yang menjadi pertimbangan utama Mahaka Sport. Jika berlaga di
Jakarta, dikhawatirkan ada gesekan antara pendukung Persib dan pendukung
Persija. Mahaka pun menyiapkan venue alternatif, yakni Stadion Kapten Dipta
Gianyar, Bali.
Satu pertandingan
di tempat ketiga juga diperhatikan. Masuknya Arema dengan pendukung setianya
cukup dipertimbangkan. Hubungan antara Aremania dan suporter Persib selama ini
juga tidak cukup baik. Menyadari hal itu, Mahaka Sport menyatakan tetap
berkomitmen dengan penunjukan SUGBK sebagai venue puncak Piala Presiden.
Selain cukup
monumental, ada permintaan dari Presiden Joko Widodo untuk selalu mengutamakan
stadion di ibukota. Senada dengan sikap Mahaka Sport sebelumnya, sejarah
keberadaan SUGBK-lah yang melatarbelakangi sikap manajemen Arema. ”Semua atlet
manapun, apalagi atlet sepak bola, pasti merasa bangga kalau bisa bermain di
GBK,” tambah Ruddy.(by/did/JPG/c7/ko)
No comments:
Post a Comment