JAWA POS – Satu
kemenangan lagi. Itu yang dibutuhkan Spanyol untuk lolos ke Euro 2016 Prancis
sekaligus mencatat rekor baru. Yakni, lolos enam kali beruntun ke Piala Eropa.
Setelah absen
pada edisi 1992, Spanyol selalu berpartisipasi. Bahkan, dua partisipasi
terakhir (2008 dan 2012) berujung kepada happy ending, yakni juara.
Untuk sekadar
membukukan rekor, bukan hal sulit bagi Spanyol. Saat ini La Furia Roja sangat
nyaman di puncak klasemen grup C dengan 21 poin. Slovakia menguntit di
bawahnya, minus dua poin (19). Sementara Ukraina selisih lima poin dari La Roja
(16). Hanya kecerobohan luar biasa yang bisa membuat Spanyol tersandung di dua
laga terakhir, sedangkan Slovakia dan Ukraina menang. Lawan juga tidak terlalu
berat. Weekend ini mereka hanya menghadapi Luksemburg (10/10).
Masalahnya,
kondisi Spanyol tidak bagus-bagus amat. Dalam skuat yang diumumkan Vicente del
Bosque Senin lalu (5/10), sejumlah nama terpaksa dicoret lantaran cedera. Del
Bosque juga tidak mengajak striker Chelsea Diego Costa yang mendapat sanksi
larangan bermain. “Memang ada perubahan pemain saat-saat akhir, melihat kondisi
terkini yang kami hadapi. Kami harus kreatif,” ungkap Del Bosque kepada Marca.
Dilihat dari
injury list yang dihadapi Del Bosque, sektor belakang Spanyol sedang rawan.
Juara dunia 2010 itu kehilangan empat bek sekaligus. Yakni, dua defender Real
Madrid Sergio Ramos dan Dani Carvajal, bek Real Sociedad Inigo Martinez, serta
Bruno Soriano. Sebagai ganti, Del Bosque memanggil full back Villarreal Mario
Gaspar serta dua pemain Athletic Bilbao Mikel San Jose dan Xabi Etxeita.
Sementara itu, Nacho diplot khusus mengisi posisi Ramos.
Marca melaporkan,
dalam latihan terakhir kemarin, Del Bosque bereksperimen dengan menggunakan dua
formasi. Skuat dibagi dua, masing-masing berisi sepuluh orang yang dipasang
dalam skema 4-3-3. Formasi pertama, barisan belakang diisi Juanfran, Nacho,
Gerard Pique, dan Cesar Azpilicueta. Sektor tengah diisi Sergio Busquets, Santi
Cazorla, dan Isco. Tridente di depan diisi Pedro Rodriguez dan David Silva yang
“mengawal” Paco Alcacer.
Formasi kedua
berisi Gaspar, Marc Bartra, Xabi Etxeita, dan Jordi Alba sebagai back four. Di
depannya, ada Mikel San Jose yang dipasang agak ke belakang, menyokong Thiago
Alcantara dan Cesc Fabregas. Di depan ada Juan Mata, Alvaro Negredo, dan Nolito
yang dipasang berjajar.
Meski posisi di
klasemen termasuk nyaman, Spanyol kembali menuai kritik gara-gara gaya bermain
mereka yang irit gol. Dalam empat laga terakhir, mereka hanya mencetak lima
gol. Para striker Matador (sebutan lain Spanyol) pun menjadi sasaran tembak.
Juan Mata punya pembelaan sendiri atas kondisi tersebut. Menurut Mata, gaya
main La Roja selama ini memang cukup menyulitkan para striker. “Tidak mudah
menjadi penyerang di tim seperti Spanyol yang memiliki dua gelandang,” ungkap
Mata kepada Onda Cero’s Al Primer Toque. “Striker harus sangat sabar dan pintar
beradaptasi. Sebab, mereka bakal melewatkan banyak sekali waktu tanpa
bersentuhan dengan bola sama sekali. Tetapi, kemudian mereka harus mengonversi
peluang,” tutur Mata. “Karena itu, berada di posisi (Fernando) Torres maupun
(David) Villa sangat sulit,” imbuh gelandang serang Manchester United itu.
Melawan
Luksemburg, selain menjanjikan tiket langsung ke Prancis, bisa menjadi ajang
ujian ketajaman La Roja. Saat berkunjung ke Luksemburg pada putaran pertama, La
Roja menang telak 4-0. Gol-gol Spanyol dilesakkan Silva, Costa, Alcacer, dan
Juan Bernat. Meskipun sekali lagi skuat La Roja tidak semantap sebelumnya,
pasukan Del Bosque diprediksi masih bisa menang dengan selisih minimal dua
gol.(apu/c4/na)

No comments:
Post a Comment