JAWA POS –
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan peringatan keras
kepada Tono Suratman. Pria yang saat ini menjabat ketua umum KONI itu dianggap
telah melakukan abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan dengan memberikan
mandat kepada PSSI untuk supervisi penyelenggaraan kualifikasi sepak bola Pekan
Olahraga Nasional (PON) 2016.
![]() |
| Imam Nahrawi |
Sebelumnya, saat
Kemenpora dan Tim Transisi PSSI sedang sibuk-sibuknya menyelenggarakan turnamen
Piala Kemerdekaan, KONI malah seenaknya memberikan mandat kepada PSSI sebagai
penyelenggara kualifikasi sepak bola PON. Padahal, PSSI sedang dibekukan alias
tidak diakui oleh pemerintah. Keputusan KONI tersebut tertuang dalam surat
bernomor 327/ORG/VIII/15 yang bertanggal 26 Agustus 2015. Surat tentang
pelaksanaan babak kualifikasi PON itu dengan jelas menugaskan PSSI untuk
bertindak sebagai pelaksana dan penyelenggara babak kualifikasi cabang olahraga
sepak bola. ”Saya sudah berikan peringatan keras ke KONI,” kata Nahrawi.
Menurut Nahrawi,
KONI tidak linear dengan kebijakan pemerintah yang tidak mengakui PSSI di bawah
kendali La Nyalla Mattalitti. ”KONI selama ini menggunakan uang negara. Jadi,
jangan coba-coba melawan kebijakan negara,” tegasnya.
Menteri dari PKB
itu lantas menyarankan pelaksanaan kualifikasi sepak bola PON segera
dikembalikan kepada Tim Transisi PSSI. Sayang, tidak ada satu pun petinggi KONI
yang berkomentar soal peringatan keras sang menteri itu. Tono pun sampai tadi
malam tidak bisa dihubungi. (dik/c11/ko)

No comments:
Post a Comment