JAWA POS - Ada
dua agenda penting UEFA yang harus dihadiri Michel Platini. Namun, sanksi cekal
yang dijatuhkan Komite Etik FIFA membuat dirinya terancam absen di dua seremoni
tersebut.
![]() |
Michel Platini dan Sepp Blatter |
Dua agenda itu
adalah drawing babak playoff kualifikasi Euro 2016 di Nyon pada 18 Oktober
mendatang. Kemudian, jika sanksi tersebut belum dicabut, presiden UEFA itu juga
terancam absen saat drawing putaran final Euro 2016 di Paris (12/12). Ancaman
tersebut muncul seiring sanksi yang dijatuhkan Komite Etik FIFA. Induk
organisasi sepak bola dunia itu menjatuhkan sanksi larangan kepada Platini
untuk berkecimpung di sepak bola selama 90 hari.
Selain Platini,
sanksi dijatuhkan kepada mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Sekjen Jerome
Valcke. Kenapa mereka disanksi? Kesalahannya memang beragam. Tapi, indikasinya
sama. Mereka telah melakukan korupsi. “Alasan dari keputusan ini adalah
investigasi yang masih dilakukan tim investigasi komite etik,” tulis FIFA dalam
pernyataan resminya.
Cornel Borbely
dipercaya menjadi ketua penyelidikan. Dia membawahi dua penyelidik, Robert
Torres dan Vanessa Allard. Nantinya, Vanessa Allard-lah yang akan menangani
dugaan pelanggaran Platini.
Menurut hasil
investigasi awal, Platini pernah menerima uang GBP 1,35 juta (Rp 74,94 miliar)
pada 2011. Platini menyebut uang itu sebagai biaya konsultasi saat dirinya
masih bekerja untuk Blatter. Yang menjadi persoalan, pekerjaan sebagai
konsultan Blatter itu sudah dilakukannya selama sembilan tahun.
Tidak ada
penjelasan mengenai keterlambatan pembayaran yang sampai sembilan tahun
tersebut. Karena itu, tim investigasi menganggap ada transaksi mencurigakan
antara Blatter dan Platini. Namun, dalam pernyataannya kepada Goal, Platini
mengklaim bahwa tuduhan itu tidak benar.
Sebaliknya,
Platini mengklaim FIFA tengah menggembosinya. Sebab, dia merupakan salah satu
kandidat kuat presiden FIFA. “Tuduhan ini sebagai upaya mencemarkan nama saya,”
kecam Platini.
Mantan bintang
timnas Prancis itu melihat upaya penggembosan tersebut. Di mana, kasus
transaksi itu baru dibuka begitu namanya masuk sebagai salah satu kandidat
presiden FIFA.
Meski demikian,
Platini menegaskan bahwa dirinya tetap akan bekerja sama dengan Komite Etik
FIFA untuk menyelidiki kasus tersebut. Andaikan tuduhan itu benar adanya,
Platini pun tidak segan mengambil langkah terkait rencana pencalonannya sebagai
presiden FIFA. “Kalau kebenaran sudah terungkap, saya akan berhenti
(mencalonkan diri, Red). Tidak boleh ada yang ragu dengan tekad saya menjadi presiden
FIFA,” lanjutnya.
Dengan jatuhnya
sanksi dari FIFA ini, dalam waktu 90 hari ke depan, posisi Platini di federasi
sepak bola tertinggi Eropa bakal lowong. Miguel Angel Villar akan mengisi kursi
yang lowong di UEFA selama 90 hari ke depan. Villar selama ini menjabat
presiden Federasi Sepak Bola Spanyol atau RFEF. (ren/c17/bas)
No comments:
Post a Comment