JAWA POS –
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyambut baik
dikeluarkannya sertifikat merek dan logo Persebaya oleh Kemenkum HAM. Mantan
Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun menyatakan hanya mengakui
Persebaya milik PT Persebaya Indonesia yang berkantor di Jalan Karanggayam,
Surabaya.
Nahrawi berharap
dengan keluarnya legalitas tersebut, dualisme di tubuh Persebaya berakhir.
”Saya minta Persebaya bersatu. Semangatnya harus menyatukan, jangan
menang-menangan,” katanya. ”Jadi, 30 klub internal Persebaya sekarang harus
bersama-sama membangun lagi kejayaan Persebaya. Kembali seperti saat Persebaya
belum terpecah belah,” sambungnya.
Karena itu,
Nahrawi meminta tidak ada lagi kubu-kubuan di Persebaya. Sebab, saat ini hanya
ada satu Persebaya. Pihak yang saat ini memiliki hak atas merek dan logo
Persebaya harus mau merangkul seluruh stakeholder Persebaya, yakni 30 klub.
Bukan sebagian klub saja.
Bersatunya
Persebaya, lanjut Nahrawi, merupakan modal kuat untuk membangun lagi sepak bola
Indonesia. Sebab, Persebaya merupakan salah satu klub besar yang memiliki
magnet besar untuk pencinta sepak bola.
Nahrawi juga
berencana melaporkan fakta yang terkait dengan as pek legalitas Arema dan
Persebaya tersebut kepada perwakilan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional).
Fakta itu sekaligus men jadi bukti bahwa selama ini PSSI menjadi bagian dari
persoalan dualisme di klub-klub besar seperti Persebaya dan Arema.
Sekjen BOPI Heru
Nugroho menambahkan, saat ini hanya ada satu Persebaya pasca sertifikat d ari
Kemenkum HAM tersebut. Apalagi, Persebaya United juga telah mengganti nama
mereka menjadi Bonek FC. Hanya, apakah Persebaya milik PT Persebaya Indonesia
bisa mengikuti kompetisi musim depan, Heru tidak bisa memberikan garansi
apa-apa. ”Kewenangan kami sebatas verifikasi. Nanti bergantung operator
kompetisi melibatkan Persebaya atau tidak,” katanya.
Dari sisi
suporter, CEO Bonek FC Gede Widiade berharap tidak ada lagi persoalan tentang
suporter. ”Sebagai warga asli Surabaya, saya juga nggak rela melihat Persebaya
mengalami keterpurukan akibat salah urus,” ucap dia.(dik/c11/tom)

No comments:
Post a Comment