JAWA POS - Inggris
mencatat rekor 100 persen di kualifikasi Euro 2016 ini. Wayne Rooney dkk selalu
menang. Apakah itu menjadi cerminan bahwa perjalanan mereka di event
sesungguhnya bakal mulus? Prediksinya sih tidak.
Roy Hodgson
mengucapkan itu dengan gayanya yang biasa. Santai, tidak berapi-api, hampir
tanpa intonasi. Datar saja. Tapi terdengar sangat percaya diri. ”Sejak awal
saya sudah yakin tim ini tidak terkalahkan”.
Kalimat tersebut
relevan karena diucapkan setelah Inggris menang 3-0 atas Lithuania di matchday
penutup grup E kemarin dini hari (13/10). The Three Lions—sebutan timnas
Inggris—menyapu bersih sepuluh kemenangan. Sudah mengamankan tiket dari jauh
hari, Hodgson menurunkan tim B kemarin. Ross Barkley dan Alex
Oxlade-Chamberlain mencetak gol pada menit ke-29 dan 62. Satu gol lagi adalah
hasil bunuh diri kiper Lithuania Giedrius Arlauskis (35’).
Rekor 100 persen
menang di kualifikasi menjadi histori tersendiri bagi juara Piala Dunia 1966
tersebut. Inggris sejajar dengan Prancis, Jerman, Republik Ceko, dan Spanyol
yang pernah membukukan capaian serupa di edisi-edisi Euro sebelumnya. Namun,
apakah itu berarti Inggris akan tampil sama perkasa di Euro 2016? Let’s see.
Penampilan Rooney dkk sepanjang kualifikasi tidaklah jelek. Mereka bisa
dibilang konsisten. Lini depannya tajam, mencetak rata-rata 3,1 gol di tiap
laga. Inggris hanya kebobolan tiga kali.
Tapi, jangan
happy dulu. Mari kita lihat bobot lawan di grup E. Di antara lima pesaing,
hanya Swiss dan Slovenia yang sempat dianggap sebagai pengganggu. Inggris cukup
berkeringat ketika mengalahkan Slovenia 3-2 di Ljubljana (14/6). Namun,
kontestan lain tak layak disejajarkan dengan Inggris. Estonia, Lithuania, dan
San Marino lebih cocok disebut sebagai partner latihan Rooney dkk. ”Butuh kerja
keras untuk sampai di level ini. Kami mengalami berbagai cobaan. Misalnya,
banyak pemain yang cedera,” kilah Hodgson.
Kini tantangan
bagi Hodgson dan Inggris adalah mengakhiri putaran final di Prancis nanti
dengan happy ending. Yakni menjuarai Euro untuk kali pertama. Tidak semua tim
dengan rekor 100 persen mampu mengangkat trofi Piala Eropa. Hanya Spanyol yang
bisa melakukannya (lihat grafis). Publik Inggris tentu masih ingat kenangan di
Piala Dunia 2014. Tak terkalahkan di kualifikasi (enam kali menang dan empat
kali imbang), Inggris tersingkir di fase grup. Gagal menang sekali pun dan
terkubur di posisi juru kunci.
Ouch! Para analis
sepak bola Inggris seperti sudah hafal dengan pola tersebut. Sky Sports dengan
tajam memprediksi, Inggris tak akan bisa juara di Prancis. Inggris pernah
unbeaten dalam lima kualifikasi Euro. Pada edisi 2004 dan 2012, mereka pulang
setelah perempat final. Sedangkan pada penyelenggaraan 1980, 1988, dan 1992,
Three Lions rontok di fase grup. Tahun depan? Yah, paling mentok di delapan
besar lagi. ”Sejarah sudah menunjukkan, sempurna di babak kualifikasi tidak
akan jadi jaminan kesuksesan. Paling-paling hanya akan memberikan pengharapan,”
sebut Adam Bate, pundit Sky Sports. ”Jangan PHP kami lagi seperti di Brasil.”
Begitu judul salah satu artikel Daily Mail.
Hodgson mengakui,
masih banyak pekerjaan rumah. Misalnya soal formasi. Saat melawan Lithuania,
Hodgson memakai pola 4-1-4-1. Dia menempatkan Jonjo Shelvey sebagai pivot dan
Harry Kane sebagai lone striker. Dia juga pernah memakai 4-23-1. Namun, yang
paling sering dipakai adalah 4-3-3. Sebelum event digelar, dia akan mematangkan
skema lewat uji coba. ”Kami akan gunakan pertandingan uji coba untuk tahu
sampai di mana kekuatan kami,” ucap Hodgson. (ren/c9/na)
No comments:
Post a Comment