Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Wednesday, October 14, 2015

Di Balik Rekor 100 Persen Menang Inggris

JAWA POS - Inggris mencatat rekor 100 persen di kualifikasi Euro 2016 ini. Wayne Rooney dkk selalu menang. Apakah itu menjadi cerminan bahwa perjalanan mereka di event sesungguhnya bakal mulus? Prediksinya sih tidak.
Roy Hodgson mengucapkan itu dengan gayanya yang biasa. Santai, tidak berapi-api, hampir tanpa intonasi. Datar saja. Tapi terdengar sangat percaya diri. ”Sejak awal saya sudah yakin tim ini tidak terkalahkan”.
Kalimat tersebut relevan karena diucapkan setelah Inggris menang 3-0 atas Lithuania di matchday penutup grup E kemarin dini hari (13/10). The Three Lions—sebutan timnas Inggris—menyapu bersih sepuluh kemenangan. Sudah mengamankan tiket dari jauh hari, Hodgson menurunkan tim B kemarin. Ross Barkley dan Alex Oxlade-Chamberlain mencetak gol pada menit ke-29 dan 62. Satu gol lagi adalah hasil bunuh diri kiper Lithuania Giedrius Arlauskis (35’).
Rekor 100 persen menang di kualifikasi menjadi histori tersendiri bagi juara Piala Dunia 1966 tersebut. Inggris sejajar dengan Prancis, Jerman, Republik Ceko, dan Spanyol yang pernah membukukan capaian serupa di edisi-edisi Euro sebelumnya. Namun, apakah itu berarti Inggris akan tampil sama perkasa di Euro 2016? Let’s see. Penampilan Rooney dkk sepanjang kualifikasi tidaklah jelek. Mereka bisa dibilang konsisten. Lini depannya tajam, mencetak rata-rata 3,1 gol di tiap laga. Inggris hanya kebobolan tiga kali.
Tapi, jangan happy dulu. Mari kita lihat bobot lawan di grup E. Di antara lima pesaing, hanya Swiss dan Slovenia yang sempat dianggap sebagai pengganggu. Inggris cukup berkeringat ketika mengalahkan Slovenia 3-2 di Ljubljana (14/6). Namun, kontestan lain tak layak disejajarkan dengan Inggris. Estonia, Lithuania, dan San Marino lebih cocok disebut sebagai partner latihan Rooney dkk. ”Butuh kerja keras untuk sampai di level ini. Kami mengalami berbagai cobaan. Misalnya, banyak pemain yang cedera,” kilah Hodgson.
Kini tantangan bagi Hodgson dan Inggris adalah mengakhiri putaran final di Prancis nanti dengan happy ending. Yakni menjuarai Euro untuk kali pertama. Tidak semua tim dengan rekor 100 persen mampu mengangkat trofi Piala Eropa. Hanya Spanyol yang bisa melakukannya (lihat grafis). Publik Inggris tentu masih ingat kenangan di Piala Dunia 2014. Tak terkalahkan di kualifikasi (enam kali menang dan empat kali imbang), Inggris tersingkir di fase grup. Gagal menang sekali pun dan terkubur di posisi juru kunci.
Ouch! Para analis sepak bola Inggris seperti sudah hafal dengan pola tersebut. Sky Sports dengan tajam memprediksi, Inggris tak akan bisa juara di Prancis. Inggris pernah unbeaten dalam lima kualifikasi Euro. Pada edisi 2004 dan 2012, mereka pulang setelah perempat final. Sedangkan pada penyelenggaraan 1980, 1988, dan 1992, Three Lions rontok di fase grup. Tahun depan? Yah, paling mentok di delapan besar lagi. ”Sejarah sudah menunjukkan, sempurna di babak kualifikasi tidak akan jadi jaminan kesuksesan. Paling-paling hanya akan memberikan pengharapan,” sebut Adam Bate, pundit Sky Sports. ”Jangan PHP kami lagi seperti di Brasil.” Begitu judul salah satu artikel Daily Mail.
Hodgson mengakui, masih banyak pekerjaan rumah. Misalnya soal formasi. Saat melawan Lithuania, Hodgson memakai pola 4-1-4-1. Dia menempatkan Jonjo Shelvey sebagai pivot dan Harry Kane sebagai lone striker. Dia juga pernah memakai 4-23-1. Namun, yang paling sering dipakai adalah 4-3-3. Sebelum event digelar, dia akan mematangkan skema lewat uji coba. ”Kami akan gunakan pertandingan uji coba untuk tahu sampai di mana kekuatan kami,” ucap Hodgson. (ren/c9/na)

No comments:

Post a Comment