Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Sunday, October 4, 2015

2.000 Atlet Terlalu Besar buat Satlak Prima

JAWA POS – Satlak Prima dan Kemenpora berbeda sikap saat hendak menentukan kuota atlet pro yeksi Asian Games XVIII/2018. Satlak menginginkan kuota super gemuk, sedangkan Kemenpora sebaliknya.
Atlet wushu Lindswell Kwok
Pemerintah berpendapat, pelatnas harus diisi atlet pilihan sehingga jumlahnya tidak perlu terlalu besar. Kuota yang diajukan Satlak Prima untuk mendapat surat keputusan (SK) dari Kemenpora memang tidak tanggung-tanggung banyaknya. Yakni, 2.000 atlet. Saat ini yang sudah punya SK baru 500. Penambahan hingga 1.500 nama itu termasuk untuk atlet lapis kedua.
Koordinator cabor permainan Satlak Prima Mimi Irawan akan mengusahakan beberapa cabor masuk ke SK Asian Games 2018. Hingga kini, baru lima cabor yang masuk. Yakni, bulu tangkis, voli pantai, squash, softball, dan tenis. “Kami memasukkan sepak takraw, water polo, basket, voli indoor, handb all, rugby, dan kriket buat persiapan Asian Games 2018,” ungkap Mimi kemarin (3/10). “Kalau tidak dari 2016, mau kapan lagi dipersiapkan,” tandas Mimi.
Sementara cabor sepak bola belum diusulkan masuk ke SK Satlak Prima. Sebab, PSSI masih mendapat sanksi dari FIFA. “Biar urusan PSSI beres dahulu dengan Kemenpora dan FIFA,” ucap Mimi. “Kalau kondisinya acak adul seperti ini, tidak ada gunanya dimasukkan SK. Tidak ada kemajuan atau perkembangan,” imbuh dia.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Djoko Pekik Irianto masih mempertimbangkan permintaan kuota 2.000 atlet itu. “Atlet yang masuk Satlak Prima itu kan atlet elite. Buat apa banyak-banyak,” ucap Djoko.
Kalau argumennya demi memasukkan anak-anak muda, Djoko juga tidak melihat urgensinya. “Yang masih muda dimasukkan kategori Prima Pratama saja. Satlak Prima jangan memaksakan juga,” ucap Djoko. Menurut dia, kuota maksimal yang bisa ditoleransi Kemenpora adalah 1.500 nama.(dra/c4/na)

No comments:

Post a Comment