JAWA POS -
Keputusan Mahaka Sports and Entertainments untuk menggelar pertandingan final
Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta,
ternyata tidak di terima seluruh kontestan semifinalis Piala Presiden. Persib
Bandung adalah salah satu yang paling resisten dengan kebijakan Mahaka
tersebut.
“Kalau akhirnya
kami berhasil lolos ke babak final, sudah tentu kami tidak ingin bermain di
Senayan,” kata Manajer Persib Umuh Muchtar.
![]() |
| Umuh Muchtar |
Dia beralasan,
laga final adalah pertandingan yang seharusnya dinikmati seluruh pendukung dari
tim yang lolos ke final. “Nah, kalau bermain di Jakarta, sudah pasti para
Bobotoh (suporter Persib, Red) tidak bisa datang dong,” lanjutnya.
Sebagaimana
diketahui, selama ini Jakarta bukan tempat yang nyaman bagi Bobotoh. Begitu pun
sebaliknya Bandung bagi Jakmania, suporter Persija Jakarta. Suporter dari dua
tim raksasa itu memang telah lama berseteru. Umuh khawatir, bila laga final
berlangsung di Jakarta, malah akan timbul masalah baru bagi sepak bola
Indonesia. Dengan begitu, dia berharap Mahaka sebagai operator bisa mencari
daerah lain untuk menjadi alternatif penyelenggaraan laga final nanti. “Emang
pihak keamanan bersedia memberikan izin kalau Persib main di Jakarta,” tanya
Umuh yang begitu yakin timnya bisa lolos ke babak pemungkas itu.
Persib harus
mengandaskan Mitra Kutai Kartanegara sebelum berlaga di final nanti. Pada leg
pertama, Maung Bandung—julukan Persib—bertandang ke markas Mitra Kukar besok
sore (4/10). Mereka kemudian akan menjadi tuan rumah leg kedua di Stadion Si
Jalak Harupat, Bandung, sepekan kemudian.
Di sisi lain, CEO
Mahaka Hasani Abdulgani mengungkapkan, mereka memilih Stadion Gelora Bung Karno
sebagai akhir turnamen. Alasannya, selain berada di ibu kota, nilai sejarah
stadion menjadi pertimbangan mereka. “Semua tim ingin bermain di sana, dan kami
juga ingin laga final berlangsung di sana,” jelasnya.
Namun, Hasani
tidak bisa berbuat banyak bila kemudian hari ada permintaan lain dari klub yang
lolos ke babak final. Dengan begitu, mereka telah mempersiapkan Stadion I Wayan
Dipta, Gianyar-Bali, sebagai stadion alternatif. “Kami memulai turnamen ini di
sana (Bali, Red), dan bisa jadi, juga mengakhirinya di sana,” jelasnya. (dik/c23/ko)

No comments:
Post a Comment