JAWA POS - Major
League Soccer (MLS) ibarat pengasingan bagi para bintang tua dari liga-liga
elite Eropa. Bintang yang mulai uzur, tetapi belum benar-benar habis. Didier
Drogba menunjukkan bahwa dirinya masih punya banyak.
![]() |
Didier Drogba |
Kain panjang
berwarna oranye dengan tulisan “Drogba Legend” terbentang di salah satu sisi
depan gawang di Stadion Olimpiade Montreal pada laga Montreal Impact melawan
Chichago Fire pada 6 September lalu. Jelas kain spanduk tersebut memberikan
energi tersendiri kepada Drogba. Terbukti, Drogba mencetak hat-trick pada laga
debutnya bermain di Major League Soccer (MLS) itu. Dia menjadi penentu
kemenangan 4-3 Montreal Impact atas Chicago Fire. “Mereka luar biasa. Jika
bukan karena mereka, saya tidak akan bisa seperti ini (mencetak hat-trick,
Red),” kata striker 37 tahun itu sebagaimana dilansir situs klub.
Drogba memang
baru bergabung dengan Montreal di tengah musim kompetisi MLS. Yakni, pada 27
Juli lalu. Pemain timnas Pantai Gading itu meninggalkan Stamford Bridge kali
kedua dalam karirnya pada musim panas lalu. Nah, bersama Montreal, Drogba
mendapat kontrak berdurasi semusim. Dia diharapkan bisa mengangkat prestasi
Montreal yang bermain di MLS sejak tiga musim terakhir. Musim lalu klub besutan
Frank Koplas itu berada di dasar klasemen.
Di sisi lain,
perpindahan Drogba ke liga kasta tertinggi di AS itu sempat dicap miring oleh
banyak pencinta sepak bola. Ya, hal tersebut terjadi lantaran MLS selama ini
dianggap sebagai penampungan para pesepak bola jompo yang tersingkir dari
Eropa. Seperti saat derby kota New York yang mempertemukan New York Red Bull
dengan tim pendatang baru New York City FC. Fans Red Bull mengejek City FC yang
menampung pemain-pemain jompo. Caranya, membentangkan spanduk bergambar Frank
Lampard dan Andrea Pirlo yang terlihat sudah tua, bungkuk, dan menggunakan
tongkat.
Nah, perpindahan
Drogba ke Montreal juga diramalkan tidak akan bermain sebagus ketika masih
berseragam Chelsea. Namun, Drogba justru mampu membungkam suara-suara sumbang
tersebut dengan gol-gol yang diciptakannya. Bahkan, dia menjadi pemain pertama
dalam sejarah MLS yang berhasil mencetak hat-trick dalam debutnya. Selain itu,
Drogba meraih gelar MLS Player of the Month pada Jumat (2/10) setelah mencetak
7 gol dalam lima pertandingan selama September. Hingga saat ini, posisi klub
yang bermarkas di Kanada itu merangkak ke peringkat keenam MLS wilayah timur.
Selain masih
berkibar di lapangan bola, Drogba tetap menyibukkan diri dalam kegiatan amal.
Terutama di negaranya sendiri, Pantai Gading. Melalui Yayasan Didier Drogba,
pemain Shanghai Senhua musim 2012–2013 itu membangun lima rumah sakit di negara
kelahirannya. Salah satu rumah sakit miliknya sudah jadi.
Dia juga baru saja
me-launching rumah sakit lain di Distrik Attecoube, Abidjan. Dana yang dia
sediakan untuk membangun kompleks kesehatan yang melayani perempuan miskin dan
anak-anak itu tidak kurang dari Rp 13,3 miliar. “Saya sangat bangga dengan
kerja keras di Abidjan dan mengucapkan terima kasih untuk semua yang telah
membantu,” kata Drogba sebagaimana dilansir Daily Mail. Empat rumah sakit yang
lain sedang dibangun di kota-kota Pantai Gading. Yakni, di Yamoussoukro, San
Pedro, Man, dan Korhogo. Rencananya, rumah sakit tersebut diresmikan beberapa
bulan mendatang.(okt/c4/ham)
No comments:
Post a Comment