JAWA POS – Pintu
juara MotoGP sudah tertutup bagi Dani Pedrosa. Jangankan itu, menembus
peringkat ketiga saja sangat sulit. Namun, hasil hebat yang dibukukannya dalam
dua lomba terakhir membuat Pedrosa kembali diperbincangkan. Pembalap mungil itu
akan sangat menentukan akhir persaingan juara.
Kehebatan Pedrosa
meraih kemenangan di MotoGP Jepang Minggu (11/10) bisa disebut menguntungkan
pemuncak klasemen sementara Valentino Rossi. Aksi Pedrosa dalam mengejar dan menyalip
Jorge Lorenzo yang sedang memimpin lomba ikut memberikan kepercayaan diri
kepada Rossi untuk merebut posisi kedua.
Tapi, di Aragon,
seri sebelumnya, sosok pembalap mungil 155 sentimeter tersebut justru
memberikan berkah kepada Lorenzo. Dalam lomba yang dimenangi Lorenzo itu,
Pedrosa memaksa Rossi untuk finis ketiga.
Nah, siapa yang
akan diuntungkan akhir pekan ini, saat “sirkus” MotoGP datang ke Sirkuit
Phillip Island? Tentu saja pembalap asal Spanyol itu tidak peduli siapa yang
akan mendapat keuntungan dari dirinya. Dalam benaknya, kemenangan harus diraih.
Momentum harus dipertahankan. “Saya meraih hasil yang luar biasa di Motegi,”
kata Pedrosa sebagaimana dilansir Crash. “Saya merasa dalam kondisi yang sangat
baik. Kami punya momentum yang bagus sebelum ke Australia,” lanjut juara dunia
GP250 pada 2005 itu. Phillip Island adalah salah satu sirkuit yang belum pernah
ditak lukkan Pedrosa.
Kondisi dia pun
sekarang sangat baik untuk melakukannya. Di luar daya saing motor yang sudah
terselesaikan, cedera arm pump yang pernah dialami Pedrosa sudah sepenuhnya
pulih. Kini dia bisa tidur lebih nyenyak. Konsentrasinya lebih terjaga. Yang
paling penting, rasa sakit tak lagi mengganggunya saat balapan.
Dalam sebuah
wawancara dengan El Pais, dia mengaku tidak bisa tidur miring karena rasa nyeri
yang parah pada bahu kanannya. Dia harus mengganti cara tidurnya agar cederanya
tidak semakin parah dan rasa sakit itu tidak datang. “Bertahun-tahun aku tidak
bisa tidur nyenyak,” ujarnya.
Satu-satunya
penolong dalam mengarungi persaingan sengit di kelas Para Raja adalah performa
mumpuni RC213V. “Kalau ditambah motor yang buruk, kesengsaraanku sudah pasti
berlipat-lipat,” tandasnya dilansir motogp.com. Puncaknya, saat seri pembuka
musim ini di Qatar, Pedrosa sudah tak sanggup menanggung derita tersebut dan
memutuskan untuk menjalani operasi. Operasi berisiko tinggi tersebut sukses.
Hasilnya, kondisi lengannya berangsur mengalami kemajuan pesat. Kebas-kebas
yang dirasakan hingga tak bisa merasakan gerak handlebar di genggaman tangannya
tidak ada lagi. “Nyaris tidak ada masalah yang tersisa,” ucap juara dunia kelas
250 cc tersebut.
Saat ini,
performa terbaiknya telah kembali. Sudah jauh dari persaingan memburu juara
justru membuat Pedrosa membalap dengan lepas, tanpa beban. Kepercayaan dirinya
sedang di puncak. Dua balapan terakhir, Pedrosa menciptakan impresi dan
kejutan. Pamor rekan setimnya sebagai juara
bertahan dua musim, Marc Marquez, ikut meredup atas moncernya performa
Pedrosa.(cak/c5/ang)
No comments:
Post a Comment