JAWA POS - Amerika
Serikat adalah negeri harapan bagi banyak orang. American dream. Tidak
terkecuali bagi para pemain Honda Developmental Basketball League (DBL)
Indonesia All-Star 2015. Mereka bermimpi mendapatkan pengalaman dan pelajaran
bermain basket dari negeri yang liga profesionalnya paling elite di dunia itu.
Nah, setelah
menempuh perjalanan panjang selama 24 jam dan 45 menit dari Surabaya, pada
Senin (9/10) mereka menginjakkan kaki di tanah Amerika. Tepatnya di San
Francisco. Waktu setempat menunjukkan pukul 19.40.
Leonardo Effendy
mengatakan, ini adalah pengalaman berharga yang tidak boleh disia-siakan. “Pasti
seneng banget bisa main basket di Amerika,” ucap pemain bertinggi badan 195 cm
asal SMA Xaverius 1 Palembang tersebut, lalu tersenyum.
Suhu di kota yang
masuk Negara Bagian California itu masih sejuk, 12 derajat Celsius. Bukannya
kelelahan, para student athlete terbaik di Indonesia itu masih tampak semangat.
Meski perjalanannya panjang dan lama, mereka tak henti tertawa dan bercanda
hingga mendarat di San Francisco International Airport.
Selain selalu
memasang wajah happy, ada satu hal yang tak henti mereka lalukan. Berfoto! Yes,
anak-anak ini selalu sigap berpose kapan pun dan di mana pun. Turun dari pesawat
Singapore Airlines (SQ 002), mereka langsung berfoto dengan latar belakang
tulisan raksasa “Welcome to San Francisco” yang terpampang sebelum area
imigrasi.
Setelah mengambil
barang masing-masing, para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015 plus
anggota rombongan lainnya langsung naik bus yang telah menjemput. Mereka menuju
Motel 6, tempat menginap selama di San Francisco. Danny Ridell, sang driver
bus, menyambut dengan sangat ramah. Danny bilang, dirinya suka banget dengan
rombongan DBL dari Indonesia. Dia mendapat pengalaman menyenangkan selama
mengangkut grup Honda DBL Indonesia All-Star tahun lalu. “Saya sampai menolak
mengangkut rombongan San Antonio Spurs demi membawa kalian. I love you, guys,”
serunya, lalu disambut tepuk tangan para pemain.
Kebetulan, hari
itu Spurs bertanding melawan Sacramento Kings di Sacramento. Mereka tiba di
penginapan sejam kemudian. Menyantap makan malam, kemudian istirahat. Ketika
bangun, mereka harus langsung sarapan, lalu bersiap untuk melakoni sejumlah
agenda. Yaitu berkeliling Kota San Francisco, termasuk berfoto dengan latar
belakang Jembatan Golden Gate yang legendaris itu.
Sebelum bertolak
dari kota yang salah satu julukannya adalah Paris of the West itu ke Sacramento,
mereka akan diundang makan malam oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI)
di San Francisco Ardi Hermawan. Khoiris Sabeila, kepala rombongan Honda DBL
All-Star 2015, bersyukur rombongannya sampai dengan selamat di Amerika Serikat.
“Semoga anak-anak tetap sehat dan tidak ada masalah apa-apa sampai kembali ke
Indonesia,” harap perempuan 26 tahun yang juga menjabat event supervisor PT DBL
Indonesia itu.(nar/c19/na)
Tim Cewek Pede,
Cowok Target Revans
JAWA POS - Bermain
dan belajar basket di Amerika Serikat adalah pengalaman pertama bagi sebagian
besar pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015. Memang, di tim itu tidak
semua debutan.
Ada tiga pemain yang pernah merasakan serunya pengalaman di
Amerika. Mereka adalah Abram Nathan dari SMA Saint John Tangerang, Christine
Aldora Tjunndawan (SMA Saint Louis 1 Surabaya), dan Jasmin Diana Aojis (SMA
Dyatmika Denpasar). Ketiganya bergabung dengan tim Honda DBL Indonesia All-Star
2014.
Jika dibandingkan dengan rekan-rekan lainnya, tentu mereka lebih
berpengalaman. “Sekarang lebih cepat beradaptasi,” tutur Abram.
Small forward
bertinggi badan 185 cm itu menambahkan, dirinya siap menghadapi suhu di San
Francisco, Sacramento, plus Lake Tahoe yang bisa di bawah 10 derajat Celsius.
Selain persiapan pribadi, dia membawa informasi berharga untuk teman-teman dan
para pelatih yang baru kali ini bertanding di Amerika. Di antaranya berkaitan
dengan lawan yang akan mereka hadapi dalam scrimmage game. Selama berada di
Negeri Paman Sam, mereka dijadwalkan bertanding melawan South Lake Tahoe
School (12/11) serta Natomas High School (14/11).
Sebenarnya, melawan tim dari
luar negeri bukan barang baru bagi para All-Star. Sebelumnya, mereka menjajal
kekuatan dua tim asal Australia, ADU Gold Coast All-Star dan Geralton Buccan
eers Young Guns, dalam Honda DBL
All-Star International Challenge 2015. Tapi, bagi Abram, tetap saja sensasinya
berbeda. “Secara fisik memang sama. Tapi, anak-anak Amerika lebih powerful dan
hustle,” ungkapnya.
Dalam dua kali uji coba tahun lalu, tim Honda DBL Indonesia
All-Star putra selalu kalah. Melawan Natomas, mereka menyerah 35-41. Lalu, kontra Willam Jessup University kalah
56-60. Tak heran, dia pun memiliki keinginan untuk revans. “Paling tidak, harus
menang tahun ini,” seru kapten tim putra tersebut.
Tim putri justru sebaliknya.
Tahun lalu, mereka sukses meraup dua
victory. Menang telak 43-9 kontra Natomas serta menang 38-34 atas Grant Union
High School. Jasmin, anggota tim All-Star Putri 2014 yang kembali masuk tahun ini, menegaskan tim yang dibelanya sangat solid. “Teman-teman sekarang
juga kenceng-kenceng larinya,” kata pemain yang bisa beroperasi sebagai
shooting guard maupun point guard itu.(nar/c19/na)
No comments:
Post a Comment