Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Thursday, November 12, 2015

Disambut Suhu 12 Derajat



JAWA POS - Amerika Serikat adalah negeri harapan bagi banyak orang. American dream. Tidak terkecuali bagi para pemain Honda Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2015. Mereka bermimpi mendapatkan pengalaman dan pelajaran bermain basket dari negeri yang liga profesionalnya paling elite di dunia itu.
Nah, setelah menempuh perjalanan panjang selama 24 jam dan 45 menit dari Surabaya, pada Senin (9/10) mereka menginjakkan kaki di tanah Amerika. Tepatnya di San Francisco. Waktu setempat menunjukkan pukul 19.40.
Leonardo Effendy mengatakan, ini adalah pengalaman berharga yang tidak boleh disia-siakan. “Pasti seneng banget bisa main basket di Amerika,” ucap pemain bertinggi badan 195 cm asal SMA Xaverius 1 Palembang tersebut, lalu tersenyum.
Suhu di kota yang masuk Negara Bagian California itu masih sejuk, 12 derajat Celsius. Bukannya kelelahan, para student athlete terbaik di Indonesia itu masih tampak semangat. Meski perjalanannya panjang dan lama, mereka tak henti tertawa dan bercanda hingga mendarat di San Francisco International Airport.
Selain selalu memasang wajah happy, ada satu hal yang tak henti mereka lalukan. Berfoto! Yes, anak-anak ini selalu sigap berpose kapan pun dan di mana pun. Turun dari pesawat Singapore Airlines (SQ 002), mereka langsung berfoto dengan latar belakang tulisan raksasa “Welcome to San Francisco” yang terpampang sebelum area imigrasi.
Setelah mengambil barang masing-masing, para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015 plus anggota rombongan lainnya langsung naik bus yang telah menjemput. Mereka menuju Motel 6, tempat menginap selama di San Francisco. Danny Ridell, sang driver bus, menyambut dengan sangat ramah. Danny bilang, dirinya suka banget dengan rombongan DBL dari Indonesia. Dia mendapat pengalaman menyenangkan selama mengangkut grup Honda DBL Indonesia All-Star tahun lalu. “Saya sampai menolak mengangkut rombongan San Antonio Spurs demi membawa kalian. I love you, guys,” serunya, lalu disambut tepuk tangan para pemain.
Kebetulan, hari itu Spurs bertanding melawan Sacramento Kings di Sacramento. Mereka tiba di penginapan sejam kemudian. Menyantap makan malam, kemudian istirahat. Ketika bangun, mereka harus langsung sarapan, lalu bersiap untuk melakoni sejumlah agenda. Yaitu berkeliling Kota San Francisco, termasuk berfoto dengan latar belakang Jembatan Golden Gate yang legendaris itu.
Sebelum bertolak dari kota yang salah satu julukannya adalah Paris of the West itu ke Sacramento, mereka akan diundang makan malam oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco Ardi Hermawan. Khoiris Sabeila, kepala rombongan Honda DBL All-Star 2015, bersyukur rombongannya sampai dengan selamat di Amerika Serikat. “Semoga anak-anak tetap sehat dan tidak ada masalah apa-apa sampai kembali ke Indonesia,” harap perempuan 26 tahun yang juga menjabat event supervisor PT DBL Indonesia itu.(nar/c19/na)

Tim Cewek Pede, Cowok Target Revans

JAWA POS - Bermain dan belajar basket di Amerika Serikat adalah pengalaman pertama bagi sebagian besar pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015. Memang, di tim itu tidak semua debutan.
Ada tiga pemain yang pernah merasakan serunya pengalaman di Amerika. Mereka adalah Abram Nathan dari SMA Saint John Tangerang, Christine Aldora Tjunndawan (SMA Saint Louis 1 Surabaya), dan Jasmin Diana Aojis (SMA Dyatmika Denpasar). Ketiganya bergabung dengan tim Honda DBL Indonesia All-Star 2014.
Jika dibandingkan dengan rekan-rekan lainnya, tentu mereka lebih berpengalaman. “Sekarang lebih cepat beradaptasi,” tutur Abram.
Small forward bertinggi badan 185 cm itu menambahkan, dirinya siap menghadapi suhu di San Francisco, Sacramento, plus Lake Tahoe yang bisa di bawah 10 derajat Celsius. Selain persiapan pribadi, dia membawa informasi berharga untuk teman-teman dan para pelatih yang baru kali ini bertanding di Amerika. Di antaranya berkaitan dengan lawan yang akan mereka hadapi dalam scrimmage game. Selama berada di Negeri Paman Sam, mereka dijadwalkan bertanding melawan South Lake Tahoe School (12/11) serta Natomas High School (14/11).
Sebenarnya, melawan tim dari luar negeri bukan barang baru bagi para All-Star. Sebelumnya, mereka menjajal kekuatan dua tim asal Australia, ADU Gold Coast All-Star dan Geralton Buccan eers Young Guns, dalam Honda DBL All-Star International Challenge 2015. Tapi, bagi Abram, tetap saja sensasinya berbeda. “Secara fisik memang sama. Tapi, anak-anak Amerika lebih powerful dan hustle,” ungkapnya.
Dalam dua kali uji coba tahun lalu, tim Honda DBL Indonesia All-Star putra selalu kalah. Melawan Natomas, mereka menyerah 35-41. Lalu, kontra Willam Jessup University kalah 56-60. Tak heran, dia pun memiliki keinginan untuk revans. “Paling tidak, harus menang tahun ini,” seru kapten tim putra tersebut.
Tim putri justru sebaliknya. Tahun lalu, mereka sukses meraup dua victory. Menang telak 43-9 kontra Natomas serta menang 38-34 atas Grant Union High School. Jasmin, anggota tim All-Star Putri 2014 yang kembali masuk tahun ini, menegaskan tim yang dibelanya sangat solid. “Teman-teman sekarang juga kenceng-kenceng larinya,” kata pemain yang bisa beroperasi sebagai shooting guard maupun point guard itu.(nar/c19/na)


No comments:

Post a Comment