JAWA POS –
Jembatan Golden Gate menjadi penanda awal petualangan skuat Honda Developmental
Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2015 di Amerika Serikat. Sebelum
melakoni scrimmage game dan coaching clinic, para pemain memang diajak
menjelajahi San Francisco pada Selasa waktu setempat (10/11).
Tentu, Golden
Gate adalah visiting point yang tidak boleh terlewatkan di kota yang dipenuhi
bangunan elok bergaya victorian tersebut. Bus yang ditumpangi tim yang
beranggota 24 orang tersebut sampai di jembatan yang dioperasikan sejak 1937
itu sekitar pukul 10.00. Mereka pun berhamburan turun dari bus. Para student
athlete terbaik di Indonesia itu pun mendapat kesempatan berfoto bersama dengan
latar jembatan merah sepanjang 4,8 kilometer tersebut. Senyum terus mengembang
di wajah mereka.
Walau matahari
bersinar terang, tetap saja hawa dingin menyelimuti pinggir jembatan tempat
para pemain berfoto. Suhunya saat itu 70 Celsius.
Destinasi
berikutnya pasti membuat kalap para shopaholic. Tidak bisa tidak. Buat yang
ingin memuaskan diri berbelanja dengan segala macam pernik berbau San
Francisco, para pemain dan pelatih bisa memenuhi hasratnya di kawasan Pier 39,
salah satu pusat belaja dan atraksi turis paling kondang di sana. Kota
tersebut, kendati kontur tanahnya berbukit, memang akrab dengan budaya maritim
karena berada di pinggir Teluk San Francisco. Mulai gantungan kunci, tempelan
kulkas, pajangan meja, hingga T-shirt bergambar cable car diborong para pemain.
Sembari
berbelanja, para anggota tim yang dikapteni Abram Nathan (putra) dan Christine
Aldora Tjundawan (putri) itu bisa menikmati lunch. Menunya? Tentu saja berbagai
hidangan laut. Para pemain dan pelatih juga baru benar-benar kalap berbelanja
ketika diantar ke kawasan Union Square.
Bagaimana tidak,
di pertokoan yang bertebaran itu sejumlah brand fashion maupun sport terkemuka
dibanderol miring banget. Kesempatan tersebut pasti sangat-sangat sayang untuk
dilewatkan begitu saja. Ya, saat itu semua riang, semua have fun. Bukan hanya
para pemain, pelatih pun merasakan kebahagiaan.
Agung
Christyantho, pelatih kepala tim putra, mengatakan sangat senang mendapat
kesempatan ke San Francisco. Lebih dari itu, menjadi coach Honda DBL Indonesia
All-Star adalah mimpinya yang tertunda. “Tahun lalu saya diberi oleh-oleh Abram
Nathan jersey latihan Kings (Sacramento Kings, Red). Tahun ini saya ke Amerika,”
ungkap pelatih asal SMA Saint John Tangerang itu. “Malah, saya bisa berangkat
bareng Abram,” sambungnya. (nar/c4/nur)
Ketemu Rawon di
Amerika
JAWA POS - Rawon adalah
makanan khas Jawa Timur yang banyak dijumpai di berbagai tempat di Indonesia.
Salah satunya, Surabaya. Namun, para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015
tidak disuguhi rawon di tempat mereka menghabiskan waktu sebelum bertolak ke
Amerika Serikat tersebut. Justru, di Amerika itulah, mereka bisa menyantap
makanan berkuah hitam tersebut.
Rawon adalah
salah satu menu yang disajikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San
Francisco Ardi Hermawan ketika menyambut rombongan Honda DBL Indonesia All-Star
di Wisma Indonesia, San Francisco, Selasa malam waktu setempat (10/11). “Kebetulan
saya dari Surabaya. Jadi, saya pilih menu rawon,” ucap Ardi, lalu mempersilakan
tamunya itu masuk ke ruang makan.
Setelah
berhari-hari harus membiasakan lidah dengan makanan barat, mereka pun merasa
mendapat kemewahan saat bertemu rawon, nasi putih, telur asin tumis udang,
serta aneka kudapan khas Indonesia. Tak pelak, para pemain tersebut pun
menyantapnya dengan lahap.
Walau terbentang
ribuan kilometer dari habitat aslinya, rasa masakannya tetap maknyus dan
otentik. Itu tidak mengherankan karena semua bahan makanan, termasuk keluak
yang menjadi bumbu utama rawon, tersedia di took-toko kelontong milik orang
keturunan Tionghoa. Ardi yang didampingi istrinya, Yulina Puspasari, berharap
rombongan Honda DBL Indonesia All-Star pada tahun-tahun berikutnya bisa kembali
mampir ke Wisma Indonesia.
General Manager
PT DBL Indonesia, Elfira Ahsanti Mahda, pun merasa terhormat bisa diterima di
tempat di Jalan Scott, San Francisco, tersebut. “Senang sekali bisa ke sini.
Ini adalah kali pertama kami ke sini selama membawa tim Honda DBL Indonesia
All-Star ke Amerika,” ungkap perempuan 30 tahun itu. Dia pun berjanji
bertandang ke sana lagi pada tahun-tahun berikutnya.(nar/c20/nur)