Iklan Radar Banjarmasin

Iklan Radar Banjarmasin

Thursday, November 12, 2015

San Francisco Memang Mempesona


JAWA POS – Jembatan Golden Gate menjadi penanda awal petualangan skuat Honda Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2015 di Amerika Serikat. Sebelum melakoni scrimmage game dan coaching clinic, para pemain memang diajak menjelajahi San Francisco pada Selasa waktu setempat (10/11).
Tentu, Golden Gate adalah visiting point yang tidak boleh terlewatkan di kota yang dipenuhi bangunan elok bergaya victorian tersebut. Bus yang ditumpangi tim yang beranggota 24 orang tersebut sampai di jembatan yang dioperasikan sejak 1937 itu sekitar pukul 10.00. Mereka pun berhamburan turun dari bus. Para student athlete terbaik di Indonesia itu pun mendapat kesempatan berfoto bersama dengan latar jembatan merah sepanjang 4,8 kilometer tersebut. Senyum terus mengembang di wajah mereka.
Walau matahari bersinar terang, tetap saja hawa dingin menyelimuti pinggir jembatan tempat para pemain berfoto. Suhunya saat itu 70 Celsius.
Destinasi berikutnya pasti membuat kalap para shopaholic. Tidak bisa tidak. Buat yang ingin memuaskan diri berbelanja dengan segala macam pernik berbau San Francisco, para pemain dan pelatih bisa memenuhi hasratnya di kawasan Pier 39, salah satu pusat belaja dan atraksi turis paling kondang di sana. Kota tersebut, kendati kontur tanahnya berbukit, memang akrab dengan budaya maritim karena berada di pinggir Teluk San Francisco. Mulai gantungan kunci, tempelan kulkas, pajangan meja, hingga T-shirt bergambar cable car diborong para pemain.
Sembari berbelanja, para anggota tim yang dikapteni Abram Nathan (putra) dan Christine Aldora Tjundawan (putri) itu bisa menikmati lunch. Menunya? Tentu saja berbagai hidangan laut. Para pemain dan pelatih juga baru benar-benar kalap berbelanja ketika diantar ke kawasan Union Square.
Bagaimana tidak, di pertokoan yang bertebaran itu sejumlah brand fashion maupun sport terkemuka dibanderol miring banget. Kesempatan tersebut pasti sangat-sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ya, saat itu semua riang, semua have fun. Bukan hanya para pemain, pelatih pun merasakan kebahagiaan.
Agung Christyantho, pelatih kepala tim putra, mengatakan sangat senang mendapat kesempatan ke San Francisco. Lebih dari itu, menjadi coach Honda DBL Indonesia All-Star adalah mimpinya yang tertunda. “Tahun lalu saya diberi oleh-oleh Abram Nathan jersey latihan Kings (Sacramento Kings, Red). Tahun ini saya ke Amerika,” ungkap pelatih asal SMA Saint John Tangerang itu. “Malah, saya bisa berangkat bareng Abram,” sambungnya. (nar/c4/nur)










Ketemu Rawon di Amerika

JAWA POS - Rawon adalah makanan khas Jawa Timur yang banyak dijumpai di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya, Surabaya. Namun, para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015 tidak disuguhi rawon di tempat mereka menghabiskan waktu sebelum bertolak ke Amerika Serikat tersebut. Justru, di Amerika itulah, mereka bisa menyantap makanan berkuah hitam tersebut.
Rawon adalah salah satu menu yang disajikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San Francisco Ardi Hermawan ketika menyambut rombongan Honda DBL Indonesia All-Star di Wisma Indonesia, San Francisco, Selasa malam waktu setempat (10/11). “Kebetulan saya dari Surabaya. Jadi, saya pilih menu rawon,” ucap Ardi, lalu mempersilakan tamunya itu masuk ke ruang makan.
Setelah berhari-hari harus membiasakan lidah dengan makanan barat, mereka pun merasa mendapat kemewahan saat bertemu rawon, nasi putih, telur asin tumis udang, serta aneka kudapan khas Indonesia. Tak pelak, para pemain tersebut pun menyantapnya dengan lahap.
Walau terbentang ribuan kilometer dari habitat aslinya, rasa masakannya tetap maknyus dan otentik. Itu tidak mengherankan karena semua bahan makanan, termasuk keluak yang menjadi bumbu utama rawon, tersedia di took-toko kelontong milik orang keturunan Tionghoa. Ardi yang didampingi istrinya, Yulina Puspasari, berharap rombongan Honda DBL Indonesia All-Star pada tahun-tahun berikutnya bisa kembali mampir ke Wisma Indonesia.
General Manager PT DBL Indonesia, Elfira Ahsanti Mahda, pun merasa terhormat bisa diterima di tempat di Jalan Scott, San Francisco, tersebut. “Senang sekali bisa ke sini. Ini adalah kali pertama kami ke sini selama membawa tim Honda DBL Indonesia All-Star ke Amerika,” ungkap perempuan 30 tahun itu. Dia pun berjanji bertandang ke sana lagi pada tahun-tahun berikutnya.(nar/c20/nur)

Disambut Suhu 12 Derajat



JAWA POS - Amerika Serikat adalah negeri harapan bagi banyak orang. American dream. Tidak terkecuali bagi para pemain Honda Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2015. Mereka bermimpi mendapatkan pengalaman dan pelajaran bermain basket dari negeri yang liga profesionalnya paling elite di dunia itu.
Nah, setelah menempuh perjalanan panjang selama 24 jam dan 45 menit dari Surabaya, pada Senin (9/10) mereka menginjakkan kaki di tanah Amerika. Tepatnya di San Francisco. Waktu setempat menunjukkan pukul 19.40.
Leonardo Effendy mengatakan, ini adalah pengalaman berharga yang tidak boleh disia-siakan. “Pasti seneng banget bisa main basket di Amerika,” ucap pemain bertinggi badan 195 cm asal SMA Xaverius 1 Palembang tersebut, lalu tersenyum.
Suhu di kota yang masuk Negara Bagian California itu masih sejuk, 12 derajat Celsius. Bukannya kelelahan, para student athlete terbaik di Indonesia itu masih tampak semangat. Meski perjalanannya panjang dan lama, mereka tak henti tertawa dan bercanda hingga mendarat di San Francisco International Airport.
Selain selalu memasang wajah happy, ada satu hal yang tak henti mereka lalukan. Berfoto! Yes, anak-anak ini selalu sigap berpose kapan pun dan di mana pun. Turun dari pesawat Singapore Airlines (SQ 002), mereka langsung berfoto dengan latar belakang tulisan raksasa “Welcome to San Francisco” yang terpampang sebelum area imigrasi.
Setelah mengambil barang masing-masing, para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015 plus anggota rombongan lainnya langsung naik bus yang telah menjemput. Mereka menuju Motel 6, tempat menginap selama di San Francisco. Danny Ridell, sang driver bus, menyambut dengan sangat ramah. Danny bilang, dirinya suka banget dengan rombongan DBL dari Indonesia. Dia mendapat pengalaman menyenangkan selama mengangkut grup Honda DBL Indonesia All-Star tahun lalu. “Saya sampai menolak mengangkut rombongan San Antonio Spurs demi membawa kalian. I love you, guys,” serunya, lalu disambut tepuk tangan para pemain.
Kebetulan, hari itu Spurs bertanding melawan Sacramento Kings di Sacramento. Mereka tiba di penginapan sejam kemudian. Menyantap makan malam, kemudian istirahat. Ketika bangun, mereka harus langsung sarapan, lalu bersiap untuk melakoni sejumlah agenda. Yaitu berkeliling Kota San Francisco, termasuk berfoto dengan latar belakang Jembatan Golden Gate yang legendaris itu.
Sebelum bertolak dari kota yang salah satu julukannya adalah Paris of the West itu ke Sacramento, mereka akan diundang makan malam oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco Ardi Hermawan. Khoiris Sabeila, kepala rombongan Honda DBL All-Star 2015, bersyukur rombongannya sampai dengan selamat di Amerika Serikat. “Semoga anak-anak tetap sehat dan tidak ada masalah apa-apa sampai kembali ke Indonesia,” harap perempuan 26 tahun yang juga menjabat event supervisor PT DBL Indonesia itu.(nar/c19/na)

Tim Cewek Pede, Cowok Target Revans

JAWA POS - Bermain dan belajar basket di Amerika Serikat adalah pengalaman pertama bagi sebagian besar pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2015. Memang, di tim itu tidak semua debutan.
Ada tiga pemain yang pernah merasakan serunya pengalaman di Amerika. Mereka adalah Abram Nathan dari SMA Saint John Tangerang, Christine Aldora Tjunndawan (SMA Saint Louis 1 Surabaya), dan Jasmin Diana Aojis (SMA Dyatmika Denpasar). Ketiganya bergabung dengan tim Honda DBL Indonesia All-Star 2014.
Jika dibandingkan dengan rekan-rekan lainnya, tentu mereka lebih berpengalaman. “Sekarang lebih cepat beradaptasi,” tutur Abram.
Small forward bertinggi badan 185 cm itu menambahkan, dirinya siap menghadapi suhu di San Francisco, Sacramento, plus Lake Tahoe yang bisa di bawah 10 derajat Celsius. Selain persiapan pribadi, dia membawa informasi berharga untuk teman-teman dan para pelatih yang baru kali ini bertanding di Amerika. Di antaranya berkaitan dengan lawan yang akan mereka hadapi dalam scrimmage game. Selama berada di Negeri Paman Sam, mereka dijadwalkan bertanding melawan South Lake Tahoe School (12/11) serta Natomas High School (14/11).
Sebenarnya, melawan tim dari luar negeri bukan barang baru bagi para All-Star. Sebelumnya, mereka menjajal kekuatan dua tim asal Australia, ADU Gold Coast All-Star dan Geralton Buccan eers Young Guns, dalam Honda DBL All-Star International Challenge 2015. Tapi, bagi Abram, tetap saja sensasinya berbeda. “Secara fisik memang sama. Tapi, anak-anak Amerika lebih powerful dan hustle,” ungkapnya.
Dalam dua kali uji coba tahun lalu, tim Honda DBL Indonesia All-Star putra selalu kalah. Melawan Natomas, mereka menyerah 35-41. Lalu, kontra Willam Jessup University kalah 56-60. Tak heran, dia pun memiliki keinginan untuk revans. “Paling tidak, harus menang tahun ini,” seru kapten tim putra tersebut.
Tim putri justru sebaliknya. Tahun lalu, mereka sukses meraup dua victory. Menang telak 43-9 kontra Natomas serta menang 38-34 atas Grant Union High School. Jasmin, anggota tim All-Star Putri 2014 yang kembali masuk tahun ini, menegaskan tim yang dibelanya sangat solid. “Teman-teman sekarang juga kenceng-kenceng larinya,” kata pemain yang bisa beroperasi sebagai shooting guard maupun point guard itu.(nar/c19/na)


Amerika, Kami Datang...


JAWA POS – Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tim Honda DBL All-Star 2015 berangkat ke Amerika Serikat. Mereka bertolak dari Bandara Juanda, Surabaya, Senin (9/11). DBL All-Star dijadwalkan mendarat di San Francisco International Airport, Selasa malam.
Mereka sempat transit di Bandara Changi, Singapura. Grup yang berisi 38 orang itu mendarat di Negeri Singa pukul 13.10 setelah menempuh perjalanan 2 jam dari Juanda.
Senyum dan raut wajah cerah ditampakkan para pemain putra dan putri DBL All-Star saat keluar dari pesawat. Senyum mereka kian mengembang karena bisa merasakan kenyamanan KrisFlyer Gold Lounge di Terminal 3 Changi. Bagaimana tidak, di tempat itu, mereka bisa menikmati berbagai fasilitas sembari menunggu connecting flight selanjutnya. “Kami mendapat pelayanan spesial karena penerbangan ke Amerika di-support Singapore Airlines,” ujar General Manager PT Deteksi Basketball Lintas (DBL) Indonesia Elfira Ahsanti Mahda yang turut bersama rombongan.
Canda dan tawa terus mewarnai perjalanan mereka. Mulai di Surabaya, di atas pesawat bernomor penerbangan SQ2931 yang membawa ke Singapura, hingga di Changi, energi para pemain All-Star seakan tidak pernah habis. “Ya, kami sangat bersemangat. Sangat menyenangkan bisa melakukan perjalanan jauh dengan teman-teman yang seru,” kata Aloysius Winston Swen jaya, pemain Honda DBL All-Star 2015 asal SMA Santo Yoseph Denpasar, saat bersantai di lounge yang menghadap ke runway Changi itu.
Terang saja raut kelelahan belum tergambar pada wajah Winston dan teman-temannya. Sebab, mereka baru melakoni sebagian kecil perjalanan ke Amerika. Lepas dari Negeri Singa, mereka melanjutkan penerbangan ke Hong Kong. Di negara yang pernah menjadi bagian dari Inggris itu, mereka transit selama 1,5 jam. Berikutnya, mereka melanjutkan trip sebelum kemudian landing di San Fransisco. Jika dihitung dengan transit, para pemain Honda atau DBL All-Star 2015 harus melakoni perjalanan 24 jam plus 35 menit.
Tim yang dikapteni Abram Nathan (putra) dan Christine Aldorra Tjundawan (putri) tersebut dijadwalkan tiba di San Fransisco pada 9 November pukul 19.40. Waktu di San Fransisco lebih lambat 12 jam daripada WIB. Sampai di sana, mereka langung beristirahat di hotel. Waktu istirahat itu memang benar-benar harus dimaksimalkan para pemain. Sebab, agenda belajar dan bermain basket di AS begitu padat.(nar/c5/nur)

Dilatih Pemain Hall of Fame

JAWA POS - Selasa sore waktu Amerika Serikat, serangkaian agenda padat menanti tim Honda DBL All-Star 2015. Meski tim yang berisi student athlete terbaik Indonesia itu belum akan menjalani pertandingan. Malah agenda tim All-Star masih tergolong santai.
Selama sehari para pemain dan anggota rombongan lainnya bakal diajak untuk bertualang menjelajahi San Francisco. Agendanya adalah mengunjungi Fisherman’s Wharf, Pier 39, serta berfoto di jembatan Golden Gate yang menjadi tetenger kota itu.
Sebelum bertolak ke Sacramento untuk menjalani agenda-agenda seru lainnya, mereka akan diterima di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco Ardi Hermawan. Nah, di Sacramento itulah, menu utama diberikan kepada para pemain Honda DBL All-Star 2015. Mereka akan mendapatkan coaching clinic dari Myree Bowden dan Henry Turner. Yang paling spesial tentu dari Ruthie Bolton, peraih dua emas Olimpiade sekaligus mantan pemain klub WNBA, Sacramento Monarchs.
Bolton bukan nama sembarangan karena dia merupakan anggota klub yang sangat prestisius, Women’s Basketball Hall of Fame. Berikutnya, seperti pada edisi-edisi sebelumnya, tim putra dan putri akan bertanding melawan tim-tim sekolah di sana. Mengingat padatnya agenda selama bertanding dan belajar di Amerika, para pemain mutlak harus menjaga kesehatan serta tetap disiplin. Hal itu ditegaskan Muhammad Hendra, asisten pelatih tim putri. “Saya di sini harus jadi bapak juga bagi anak-anak. Terkadang masih mengingatkan. Tapi, secara umum, mereka sudah mandiri dan disiplin,” papar pelatih asal SMK 2 Balikpapan tersebut.
Sementara itu, tim ADU Gold Coast All-Stars tak menyia-nyiakan kesempatan berkunjung ke Surabaya. Di hari terakhir sebelum kembali ke Australia, mereka menghabiskan waktu seharian di Jawa Timur Park 2, Kota Batu. ”Kami benar-benar bersenang-senang di sana,” ujar Wendy O’Brien selaku tour manager.(nar/mat/c6/nur)



Wednesday, November 4, 2015

Nervous, Tim Putra DBL All-Star Takluk

JAWA POS – Tim putra DBL All-Star menelan kekalahan di game perdananya pada ajang Honda DBL Indonesia International Challenge 2015. Ya, skuat Geraldton Buccaneers Young Guns berhasil membekuk mereka dengan skor 75-58.
Penampilan skuad DBL All-Star kemarin (3/11) di DBL Arena tak seimpresif biasanya. Sejak kuarter pertama, mereka tertinggal sembilan poin dari lawan. Para All-Star mengakhiri kuarter pertama dengan skor 9-18.
Di kuarter kedua, tim putra sempat memperkecil margin ketertinggalan dengan selisih tujuh poin. Namun, hingga kuarter ketiga, mereka belum mampu mengejar skor.
Pada kuarter keempat, performa para All-Star semakin turun. Offense mereka sering tak menghasilkan poin. Padahal, defense mereka cukup bagus. Beberapa kali mereka berhasil melakukan intersep dan steal. Sayangnya berakhir dengan jump shoot yang terburu-buru. Alhasil, field goal mereka hanya 23,8 persen.
Agung Christyantho, head coach tim putra, cukup kaget melihat permainan timnya kemarin. Sebab, di tiga sparring game sebelumnya, tim putra selalu bermain impresif. “Hari ini mereka bermain kurang lepas, sangat terlihat nervous. Waktu tos sebelum tanding aja, tangan mereka dingin,” ungkap Agung.
Pria kelahiran 1983 itu harus segera membenahi mental bertanding timnya sebelum berjumpa ADU Gold Coast All-Stars pada 7 November. “Anak-anak sudah bagus di defense. Offense-nya yang masih kurang. Menurut saya, itu karena mereka nervous,” jelas Agung.
Yullius Dobby Putrandana melontarkan komentar yang sama. Assistant coach tim putra itu menyatakan skuatnya berada dalam tekanan. “Kayaknya, mereka terbebani dengan status tuan rumah. Apalagi, ini kali pertama mereka tampil bersama dengan membanjirnya suporter di DBL Arena. Jadinya, ya mainnya kurang lepas,” ujar Dobby, sapaan akrabnya.
Menurut dia, dalam penguasaan teknik, tim putra sudah bagus. Di sparring game kontra UK Petra, Ubaya, dan Unair, mereka mempraktikkannya dengan baik ketika defense dan offense. “Tadi karena kurang pede. Big man kami kurang berani untuk berhadapan langsung dengan big man lawan,” lanjutnya.
Head coach Geraldton Mark Heron terlihat gembira begitu bel penanda akhir pertandingan berbunyi. Menurut dia, pada game kemarin, timnya sudah menemukan kembali mood bertanding. “Sebelumnya (2/11), ketika lawan Gold Coast, kami masih harus beradaptasi dengan cuaca panas dan keramaian di sini. Untungnya, hari ini anak-anak sudah bisa tampil bagus,” ujarnya.
Meskipun menang dengan margin 17 angka, dia tetap mengakui sulitnya menembus defense tim DBL All-Star. “Saya pikir defense mereka sudah bagus. Buktinya, beberapa kali kami kena steal. Kami beruntung karena offense mereka hari ini kurang bagus,” terang Mark.
Sementara itu, hari ini (4/11) tim putri DBL All-Star akan berhadapan dengan tim putri ADU Gold Coast All-Stars di DBL Arena. Pada pertandingan kemarin (3/11), tim dari Australia itu dikalahkan Unair 60-56. (mat/c19/tom)

Sempatkan Balap Karung di St Louis

JAWA POS - Kedatangan ADU Gold Coast All-Stars ke Surabaya tidak hanya untuk bertanding di ajang Honda DBL Indonesia International Challenge 2015. Mereka juga melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Surabaya. Salah satu sekolah yang dikunjungi kemarin (3/11) adalah SMA St Louis 1 Surabaya. Di sana mereka juga menjalani sparring game dengan tim basket SMA St Louis 1 Surabaya.
Sebelum memulai game tersebut, mereka pun disambut warga sekolah yang diwakili Stevanus Arianto, sang wakil kepala sekolah. Stevanus menyatakan kunjungan tim Gold Coast ke sekolahnya bisa menjadi kesempatan bagi tim basket SMA St Louis untuk menjajal skill mereka. “Tentunya, ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita untuk saling bertukar ilmu,” ujarnya saat menyambut tim Gold Coast.
Di sparring game kemarin, Gold Coast unggul jauh dari tim tuan rumah. Mereka sukses melibas tuan rumah dengan skor 61-32. Ya, para pemain St Louis memang kalah tinggi jika dibandingkan dengan pemain Gold Coast. Di sela-sela half time, panitia pun membuat game kecil-kecilan, yakni balap karung estafet. Skuat tim Gold Coast putri diajak menjadi peserta. Lawannya ialah siswa-siswa St Louis yang menonton sparring game. Ternyata, lomba itu dimenangkan tim putri Gold Coast.
Brea Hamill, salah seorang anggota tim Gold Coast yang ikut serta dalam lomba balap karung, merasa senang diajak ikut lomba balap karung tersebut. Dia pernah melakukannya di Australia sebelumnya. “Ya, waktu itu buat seru-seruan aja, enggak nyangka di sini malah menang,” ujarnya, lalu tertawa.
Pero Cameron, head coach tim Gold Coast, pun senang dengan sambutan meriah yang diberikan tuan rumah meskipun harus membiasakan diri di tempat dengan cuaca yang panas. “Saya berterima kasih kepada pihak sekolah yang menyambut kami. Kami merasa terhormat sekali,” ungkap Pero. (Mat/c20/tom)

APPI Keluhkan Kontrak Pemain

JAWA POS – Asosiasi Pemain Pro fesional Indonesia (APPI) mengeluhkan sistem kontrak pemain dalam sejumlah turnamen yang berlangsung di tanah air. Di antara semua turnamen, salah satu yang paling mereka permasalahkan adalah kontrak pemain yang diberlakukan sejumlah klub dalam perhelatan Piala Presiden.
Berdasar laporan dari sejumlah pemain, banyak klub yang tidak manusiawi menerapkan kontrak. Akibatnya, substansi digelarnya sejumlah turnamen untuk membantu pemain agar tetap survive akibat kompetisi sepak bola yang sedang dihentikan PSSI menjadi hilang. Sebab, turnamen tersebut hanya menguntungkan kantong para elite klub dan operator turnamen.
Sementara itu, sebagian besar pemain hanya bisa menjadi ob jek eksploitasi karena mendapat fee yang sangat kecil. “Kami akan mengirimkan permintaan kepada Mahaka untuk memberlakukan standar minimum kontrak,” kata anggota Executive Committee APPI Kurniawan Dwi Yulianto setelah bertemu delegasi FIFA kemarin. Mahaka yang dimaksud Kurniawan adalah Mahaka Sports and Entertainment, operator tunggal turnamen tersebut. Menurut dia, Mahaka yang juga terlibat sebagai operator turnamen Piala Jenderal Sudirman itu bisa bersikap tegas kepada klub-klub yang masih tidak berperikemanusiaan dalam memberikan kontrak bagi pemain.
Kurniawan menyatakan, selama turnamen Piala Presiden lalu, tidak ada keseragaman dari klub dalam memberlakukan kontrak. Ada pemain yang hanya dibayar setiap pertandingan. Ada juga pemain yang dikontrak perbulan saja. Artinya, bila dalam satu pertandingan pemain tidak diturunkan, dia tidak akan dibayar. “Begitu juga pemain yang hanya mendapat kontrak satu bulan. Kalau timnya tidak lolos ke babak selanjutnya, dia juga tidak mendapat bayaran,” jelasnya. “Ada pemain yang cedera, tapi penanganannya ala kadarnya,” kata pria yang juga mantan pemain timnas Primavera itu.
Wakil Ketua APPI Bambang Pamungkas menambahkan, akibat kontrak pemain yang jauh dari ideal itu, dirinya memilih tidak berlaga bersama Persija Jakarta di Piala Jenderal Sudirman nanti. “Bisa jadi begitu,” ujar Bambang saat ditanya apakah kontrak dengan manajemen Persija bermasalah hingga dia memilih absen.
CEO Mahaka Hasani Abdulgani mengatakan, keluhan APPI tersebut lebih pantas disampaikan kepada manajemen klub. “Sebab, semua kewajiban kami ke klub seperti match fee dan akomodasi sudah dipenuhi. Kalau dari klub ke pemain ada masalah, itu bukan lagi urusan kami,” tegasnya.(dik/c7/ko)

PSSI Klaim Masuk Tim Khusus

JAWA POS – Pemerintah dan PSSI ternyata mempunyai persepsi sendiri soal tim khusus yang akan dibentuk FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Ya, itu terlihat dari sikap para elite PSSI yang menyatakan bahwa mereka juga terlibat dalam tim yang dibentuk untuk mengakhiri kisruh sepak bola nasional tersebut.
Kozo Tashima
Padahal, sesuai kesepakatan awal antara FIFA dan Presiden Indonesia Joko Widodo, tim khusus itu dibentuk dari unsur pemerintah dan perwakilan dari FIFA serta AFC (Federasi Sepak Bola Asia). Tetapi, belakangan, PSSI menyatakan bahwa mereka harus menjadi bagian dalam tim tersebut. “Hasilnya sudah jelas bahwa kita akan membentuk tim dan akan segera disusun. Tim itu akan melibatkan seluruh unsur. Yang dari pemerintah ada. Yang dari PSSI ada. Yang dari pelatih, pemain, dan media sampai pihak PT Liga Indonesia juga ada,” ujar Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti di kantor PSSI kemarin (2/11).
Menurut dia, tim tersebut akan dibentuk langsung oleh FIFA. Artinya, tim itu bukan dibentuk pemerintah maupun PSSI. “Tim ini berfungsi me-reform sepak bola Indonesia. Katanya ingin me-reform, ayo. Yang disampaikan presiden kita apresiasi dalam perbuatan, bukan dalam omongan,” tegasnya.
Yang dikatakan La Nyalla tersebut jauh berbeda dengan pernyataan perwakilan federasi sepak bola internasional itu. Ya, dalam rilis delegasi FIFA setelah pertemuan dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) di kantor PSSI kemarin, mereka tidak secara eksplisit menyarankan tim khusus tersebut harus terdiri atas komponen yang dimaksud La Nyalla itu. “Delegasi juga mencatat bahwa semua pemangku kepentingan sepak bola Indonesia, termasuk Liga, pemain, media, dan pemerintah, yang sepenuhnya mendukung mengakhiri kebuntuan dalam sepak bola Indonesia. Delegasi akan mempresentasikan temuan-temuan mereka kepada Komite Eksekutif FIFA dalam rapat pada 2 dan 3 Desember 2015,” tulis pernyataan dalam rilis FIFA tersebut.
Namun, pernyataan FIFA dalam rilis mereka itu, oleh PSSI, dimaknai seakan-akan para pemangku kepentingan seperti Liga, pemain, dan media tersebutlah yang harus dimasukkan dalam tim khusus itu. Padahal, FIFA tidak secara khusus menyebutkan yang harus menjadi bagian dalam anggota dari tim yang dibentuk tersebut.
Sayangnya, terkait dengan kepastian pembentukan tim itu, tidak seorang pun elite FIFA tersebut yang bersedia memberikan komentar. Ketua delegasi Kozo Tashima yang juga anggota Komite Eksekutif FIFA tidak mau berkomentar banyak. “Silakan lihat rilis kami, semua pernyataan kalian sudah terjawab di sana,” kata Kohzo, lantas naik ke mobil.
Menteri Pemuda dan Olah raga Imam Nahrawi juga mengaku terkejut dengan adanya perwakilan PSSI dan unsur-unsur lain yang harus masuk dalam tim khusus yang telah mereka sepakati dengan FIFA tersebut. “Karena kesepakatan awal di istana, tim itu hanya terdiri atas wakil pemerintah, FIFA, dan AFC. Tetapi, kalau FIFA dalam perkembangannya meminta lain, kami akan pelajari itu semua,” ucapnya. “Namun, bagi saya, sikap FIFA yang mulai melibatkan pemerintah tersebut adalah sebuah langkah maju untuk mereformasi sepak bola nasional,” imbuhnya.(dik/c20/ko)

Sulitnya Merawat Harapan


JAWA POS – Liga Champions bersahabat dengan tradisi-tradisi. Arsenal memiliki itu. Memang mereka belum pernah juara. Setidaknya, sebelas musim terakhir tim berjuluk The Gunners tersebut selalu lolos ke fase knockout.
Musim ini tradisi itu bisa saja terhenti. Hanya kemenangan yang bisa menjaga harapan mereka lolos dari persaingan di grup F. Masalahnya, agar harapan itu terjaga, mereka harus mengalahkan Bayern Muenchen di Allianz Arena dini hari nanti (siaran langsung RCTI pukul 03.45 WITA).
Saat ini Arsenal menghadapi situasi yang sulit di grup F. Mereka menjadi penghuni dasar klasemen dengan raihan tiga poin. Kalau kalah, upaya mereka untuk lolos dari grup sangat sulit. Secara matematis mereka belum habis, tetapi bisa menjadi misi yang mustahil. Lebih-lebih jika dini hari nanti mereka kalah oleh Bayern, dan Olympiacos yang sekarang berada di posisi kedua klasemen grup F dengan mengemas enam poin menang atas Dinamo Zagreb. Jelas itu mimpi buruk.
Bagaimana tidak, dengan hasil itu Bayern dan Olympicos sama-sama mengemas sembilan poin dan tersisa dua laga. Tambahan satu poin saja dari dua laga yang tersisa sudah memastikan mereka lolos dari grup F. Nasib bakal lebih baik bagi Arsenal apabila bisa menang atas Bayern dini hari nanti dan pada saat yang sama Olympicos kalah oleh Zagreb. Itu akan membuat semua tim mengoleksi enam poin. Persaingan di sisa dua laga bakal sangat menarik.
Namun, sekarang Arsene Wenger tidak perlu memikirkan hasil dari laga tim lain. Ada baiknya dia lebih berfokus merawat harapan untuk lolos. Itu hanya bisa dilakukan kalau dapat melanjutkan tren hebat selama Oktober lalu. Tentu sulit mengulang kemenangan atas Bayern yang digapai pada pertemuan sebelumnya di Emirates Stadium. Namun, performa hebat mereka selama Oktober bisa meningkatkan kepercayaan diri menuju Allianz Arena. Di Premier League bulan lalu Arsenal menyapu bersih kemenangan. “Aku menginstruksikan untuk bisa mendapat poin kali ini,” ujar Wenger sebagaimana dilansir Reuters. “Namun, menjinakkan Bayern dengan serangan mereka yang berkualitas adalah hal sulit selama 90 menit ke depan. Kami mencamkan ini; lakukan pressure seperti yang kami bisa dan berusaha untuk mencetak gol,” lanjut pelatih asal Prancis tersebut.
Wenger punya modal dalam meredam serangan Bayern. Selain empat kemenangan beruntun di Premier League se la ma Oktober, Arsenal memiliki partner serangan sempurna dalam diri Olivier Giroud dan Mesut Oezil. Keduanya bisa turun sebagai starter dini hari nanti. Pada musim ini, kolaborasi ke duanya menjadi yang tersubur. Oezil menyumbangkan empat assist yang berujung gol ke pada Giroud. Raihan itu lebih banyak satu gol ketimbang servis Oezil kepada Alexis Sanchez yang berbuah tiga gol.
Selain itu, Giroud memiliki satu lagi senjata rahasia. Yaitu, sundulan. Dengan cara tersebut, Arsenal tentu memiliki keunggulan ketika terjadi duel dari bola mati. Striker timnas Prancis berusia 29 tahun itu sudah melesakkan empat gol lewat kepala di semua ajang. “Mereka (Bayern) pastinya sangat marah,” ujar bek tengah sekaligus kapten kedua Arsenal Per Mertesacker. “Sebab, kami adalah tim pertama yang mampu menantang dan mengalahkan mereka. Mereka pastinya akan agresif dalam memburu bola dan menunjukkan bahwa mereka lebih baik daripada kami,” jelas Mertesacker kembali.
Namun, Wenger mempunyai handicap pada laga kali ini. Kekurangan itu tidak lain adalah tidak mempunyai barisan cadangan yang berkualitas sama dengan first team-nya. Gap kualitas itu terjadi karena badai cedera yang terjadi di klub berlogo meriam tersebut. Sembilan pemain—sialnya adalah pilar kunci—tergolek di ruang perawatan karena mengalami cedera. Mereka itu,
antara lain, Theo Walcott (cedera betis), Alex OxladeChamberlain (hamstring), Aaron Ramsey (hamstring), Jack Wilshere (cedera betis), dan Danny Welbeck (cedera lutut).
Banyaknya pemain penting yang cedera itu belum ditambah dengan fakta bahwa mereka kerap kesulitan kala berhadapan dengan para wakil Jerman di kompetisi Benua Biru. Dari 28 kali pertemuan, Arsenal memenangi 12 laga dan 11 kali menelan kekalahan. Mimpi buruk bagi Wenger bertambah dengan kembalinya winger Bayern Arjen Robben dari cedera otot ketika membela timnas Belanda di ajang kualifikasi Euro September lalu. Robben bahkan mencetak satu gol ketika Bayern menggulung FC Koln 4-0 pada 24 Oktober lalu. Kembalinya winger 31 tahun itu jelas menambah daya gedor klub yang mempunyai julukan lain FC Hollywood itu dengan ditopang Robert Lewandowski dan Douglas Costa.
Lewandoski sendiri berujar bahwa dirinya gatal untuk kembali mencetak gol setelah gagal menyumbangkan gol ketika dikalahkan Arsenal dan ditahan imbang Eintracht Frankfurt pekan lalu. “Aku sudah melewati dua pertandingan tanpa gol,” ujar Lewy sebagaimana dilansir London Evening Standard. “Aku sudah pasti ingin kembali mencetak gol. Aku bakal mempertaruhkan segalanya untuk itu,” tutur eks striker Borussia Dortmund itu.
Der trainer Bayern Pep Guardiola sendiri menyatakan sudah memiliki resep untuk menaklukkan Arsenal. Resep itu tidak lain adalah ketergantungan Arsenal akan Giroud setelah Walcott dan Oxlade Chamberlain cedera. Dengan begitu, mereka pasti bakal memainkan bola-bola panjang. Karena itu, Guardiola bakal menginstruksi para pemainnya untuk menerapkan pressing ketat agar Giroud tidak sempat mendapat suplai bola. “Arsenal tentu saja sangat kuat,” ujar Guardiola sebagaimana dilansir Goal. “Mereka pasti bakal memainkan sepak bola menyerang. Namun, akan sangat sulit ketika mereka melawan kami dengan pressing bagus yang kami miliki,” jelas pelatih asal Spanyol tersebut.(apu/c4/ham)